Rabu, 21 Oktober 2015

Contoh Laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Jakarta di Pasauran, Banten.

TIM PELAKSANA
            Pelaksanaan KKN di Desa Pasauran terbagi menjadi 3 kelompok. Ketiga kelompok tersebut masing-masing melaksanakan kegiatan KKN di kampung yang berbeda.
Adapun struktur tim pelaksana kegiatan KKN di desa Pasauran yaitu sebagai berikut:
Tim Pelaksana KKN di Kampung Cipanas Girang
Ketua                   : Sabekti Suryo Kusuma
Anggota               : Arif Ramadhan, Dwie Anggraini, Elfa Lerry Prima Anggun Sari,                                               Meydika, Tarra Nitasera, Mia Ardhila, Nova Yuniansa Astuti dan                                              Cici Handayani.














RINGKASAN
            Pada tanggal 27 Juli s.d. 26 Agustus 2015 kemarin kami telah melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Cipanas Girang, Kel./Desa Pasauran, Kec. Cinangka, Kab./Kota Serang – Banten. Pada program KKN tersebut kami merealisasikan salah satu tri dharma perguruan tinggi yaitu pemberdayaan masyarakat. Tujuan dari pelaksanaan program ini yaitu diharapkan mahasiswa memperoleh pengalaman belajar melalui keterlibatan dalam masyakarat yang secara langsung menemukan, merumuskan, memecahkan dan menanggulangi permasalahan yang berada di lapangan. Adapun khalayak sasaran dari pemberdayaan masyarakat yang kami lakukan yaitu siswa-siswi sekolah yang ada di kampung tersebut meliputi PAUD, SD, SMP, dan SMA.
            Banyak program yang kami laksanakan di kampung Cipanas Girang tersebut. Program-program tersebut meliputi kegiatan belajar mengajar di sekolah, keterampilan masyarakat, saung bacaan, pemberdayaan perpustakaan, lomba tujuh belasan, tutorial hijab, tutorial hair do, tutorial make up, sosialisasi kampus UNJ, sosialisasi peluang bisnis jahe merah, demonstrasi KIT matematika, pelatihan tarian saman, pelatihan kaligrafi, pelatihan hafiz qur’an, pelatihan muadzin, olahraga sore, kegiatan belajar mengajar tambahan di rumah, pemeliharaan mushalla, perpisahan kampung dan perpisahan desa. Selama kurang lebih 1 bulan, program-program tersebut dapat terlaksana dengan baik dan dapat diterima oleh masyarakat.








KATA PENGANTAR
            Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan di Kp. Cipanas Girang Desa Pasauran Kec. Cinangka, Banten pada 27 Juli – 26 Agustus 2015 dengan baik dan sesuai dengan rencana.
            Laporan ini dibuat sebagai pertanggungjawaban atas kegiatan KKN yang telah kami laksanakan. Dalam laporan ini kami mencoba untuk menguraikan mengenai profil tempat kami menjalankan KKN, kegiatan selama kami melakukan KKN dan evaluasi mengenai kegiatan KKN yang kami laksanakan.
            Pada kesempatan ini kami selaku penulis dari laporan ini mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu praktikan dalam penulisan laporan ini, yaitu:
1.     Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya;
2.     Orang tua yang selalu memberikan dukungan dan semangat;
3.     Ibu Dr. Etin Solihatin M.Pd. selaku Ketua LPM-UNJ;
4.     Bapak Agus Japar selaku Kepala Desa Pasauran;
5.     Bapak Drs. Eko Tri Rahardjo M.Pd. selaku Koordinator program KKN
 LPM-UNJ;
6.     Bapak Muslih selaku Kepala Dusun Cipanas Girang;
7.     Bapak Hudori selaku Kepala SMA Plus Baiturrahman;
8.     Bapak Bakri selaku Ketua Yayasan Baiturrahman;
9.     Bapak Wahid Hasyim selaku Kepala SMP Negeri 3 Cinangka;
10.  Bapak Muhammad Yani selaku Kepala SD Negeri Cipanas;
11.  Bapak Misri selaku Pemilik Homestay Kampung Cipanas Girang;
12. Ibu Dewi Suliyanthini selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang telah mendampingi, memberikan bimbingan selama KKN dan selama proses pembuatan laporan ini; dan
13. Semua pihak yang telah memberikan dorongan baik moril maupun materi.
            Dalam penyusunan laporan ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kepada semua pihak dengan sangat terbuka kami mengharapkan saran, masukan, maupun kritik untuk penyempurnaan laporan ini. Akhirnya besar harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.



Penulis

















DAFTAR ISI

JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
TIM PELAKSANA...................................................................................................            1
RINGKASAN .......................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ..............................................................................................           3
DAFTAR ISI............................................................................................................. 5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................          7
B. Perumusan Masalah ...........................................................................................          7
C. Tujuan Kegiatan..................................................................................................           8
D. Manfaat Kegiatan................................................................................................           8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Esensi Kuliah Kerja Nyata (KKN)........................................................................        10
B. Pemberdayaan Masyarakat.................................................................................         12
BAB III MATERI DAN METODE
A. Khalayak Sasaran ..............................................................................................           17
B. Metode Penerapan..............................................................................................           18
C. Pelaksanaan Kegiatan........................................................................................          19
D. Evaluasi Kegiatan................................................................................................          20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Kegaiatan ..................................................................................................            25
B. Pembahasan.......................................................................................................            32
1. Faktor Pendukung dan Penghambat ..................................................................       32
2. Tindak lanjut/Kelanjutan Program .......................................................................        32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .........................................................................................................            34
B. Saran................................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA          
LAMPIRAN















BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
            Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesrta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dasar inilah yang digunakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam perwujudannya.
            Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah suatu bentuk pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat dan merupakan salah satu bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dengan diadakannya KKN, diharapkan seorang mahasiswa semakin matang dengan disiplin keilmuannya. KKN juga berupaya mewujudkan pendidikan yang lebih efektif yaitu pendidikan yang langsung dialami oleh mahasiswa. Jadi tidak hanya sekadar materi tetapi yang lebih penting adalah aplikasi dari teori-teori yang telah diperoleh di bangku kuliah yang harus diterapkan dalam lingkungan masyarakat karena terkadang teori-teori yang telah didapat di bangku kuliah tidak sama dengan kenyataan yang ada di lingkungan masyarakat.
            Melalui kegiatan KKN, mahasiswa diharapkan mampu untuk mengenal lingkungan masyarakat secara langsung dengan segala permasalahan yang terjadi. Dengan ditemukannya permasalahan, mahasiswa akan berpikir dan berusaha untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut. Melalui kegiatan ini pula, diharapkan dapat menjadi jembatan bagi mahasiswa menuju ke dunia kerja yang cakupannya lebih luas daripada dunia perkuliahan. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka kegiatan KKN dianggap penting dan harus diselenggarakan.

B. Perumusan Masalah
  1. Siapa saja yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan kegiatan KKN?
  2. Metode apa saja yang diterapkan dalam kegiatan KKN?
  3. Bagaimanakah pelaksanaan dari kegiatan KKN?
  4. Bagaimanakah evaluasi dari kegiatan KKN?

C. Tujuan Kegiatan
1.     Mahasiswa memperoleh pengalaman belajar melalui keterlibatan dalam masyakarat yang secara langsung menemukan, merumuskan, memecahkan dan menanggulangi permasalahan yang berada di lapangan.
2.     Mahasiswa dapat memberikan pemikiran berdasarkan ilmu, teknologi dan seni dalam upaya menumbuhkan, mempercepat gerak, serta mempersiapkan kader pembangunan di masa depan.
3.     Agar perguruan tinggi dapat mencetak sarjana pengisi teknologi struktur dalam masyarakat yang lebih menghayati kondisi gerak dan permasalahan yang kompleks yang dihadapi masyarakat dalam melaksanakan pembangunan. Dengan demikian, output yang dihasilkan oleh perguruan tinggi secara relatif menjadi siap pakai dan terlatih dalam menanggulangi permasalahan pembangunan.
4.     Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan pemerintah daerah, instasi terkait dan masyarakat sehingga perguruan tinggi dapat lebih berperan dan menyesuaikan pendidikan serta penelitiannya dengan tuntutan realistis dari masyarakat yang sedang membangun.

D. Manfaat Kegiatan
  1. Bagi Mahasiswa KKN
    1. Menambah pemahaman tentang cara berpikir dan bekerja secara praktis dalam menanggulangi berbagai permasalahan di masyarakat.
    2. Menambah pemahaman dan penghayatan tentang kegunaan agama, ilmu, seni dan budaya bagi pembangunan.
    3. Mahasiswa dapat memahami dan menghayati kesulitan yang dihadapi masyarakat dalam melaksanakan pembangunan.
    4. Mendewasakan cara berpikir dan daya nalar mahasiswa dalam melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah.
    5. Membina mahasiswa menjadi inovator, motivator, dinamisator, problem solver dan religions counselor.
    6. Membentuk sikap, rasa cinta, serta rasa tanggung jawab mahasiswa terhadap kemajuan masyarakat.
    7. Menumbuhkan sifat profesionalisme dalam diri mahasiswa.

  1. Bagi Masyarakat dan Pemerintah
  1. Memperoleh bantuan tenaga dan pikiran dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan.
  2. Cara berpikir, bersikap, dan bertindak dari masyarakat akan lebih sesuai dengan pembangunan.
  3. Terbentuknya kader-kader penerus pembangunan di masyarakat sehingga terjamin kelangsungan pembangunan bangsa dan negara.

  1. Bagi Perguruan Tinggi
a.    Memperoleh umpan balik sebagai hasil integrasi mahasiswa dengan masyarakat sehingga kurikulum dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan.
b.    Para dosen atau pengajar akan memperoleh berbagai pengalaman yang berharga dan menemukan berbagai masalah untuk pengembangan kegiatan penelitian.
c.    Mempererat kerja sama antara lembaga Muhammadiyah dengan instansi lain dalam pelaksanaan pembangunan.















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.     Esensi Kuliah Kerja Nyata (KKN)
            Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan proses pembelajaran bagi mahasiswa dan civitas akademik melalui berbagai kegiatan langsung di tengah-tengah masyarakat, dan mahasiswa berupaya untuk menjadi bagian dari masyarakat serta secara aktif dan kreatif terlibat dalam dinamika yang terjadi di masyarakat. Keterlibatan mahasiswa bukan saja menjadi kesempatan mahasiswa belajar dari masyarakat, namun juga memberi pengaruh positif dan aktif terhadap pengembangan masyarakat, sehingga memberi warna baru dalam pembangunan masyarakat. Pada prinsipnya KKN merupakan salah satu kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan perguruan tinggi sebagai upaya menerapkan ilmu yang diperoleh, hasil-hasil penelitian di bidang IPTEK untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.
            KKN sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa secara interdisipliner, institusional, dan kemitraan merupakan wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. Ketiga aspek dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut dilaksanakan dengan proporsi yang seimbang, harmonis, dan terpadu dengan harapan agar kelak para lulusan Perguruan Tinggi dapat menjadi manusia yang berilmu pengetahuan yang memadai dalam bidang masing-masing, mampu melakukan penelitian dan bersedia mengabdikan diri demi kemaslahatan umat manusia pada umumnya dalam masyarakat Indonesia pada khususnya. Sasaran KKN adalah (1) masyarakat umum, (2) sekolah, (3) lembaga/instansi dan (4) industri atau kelompok tertentu.
            KKN merupakan salah satu kegiatan dalam pendidikan tinggi yang diselenggarakan berdasarkan UUD 1945. Pasal 31 UUD 45 menyatakan tiap tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran. Pasal 20 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan: “Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat”. Pada Pasal 24 ayat 2 disebutkan: “Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian masyarakat”. Pasal 2 ayat 1 butir b, Peraturan Pemerintah nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi menyebutkan bahwa tujuan Pendidikan Tinggi adalah mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan pengunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Kemudian Pasal 3 ayat 1 disebutkan pula bahwa: Perguruan Tinggi ádalah lembaga penyelenggara pendidikan dan penelitian serta pengabdian kepada masyarakat.
            Selanjutnya Pasal 3, ayat 4: Pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam upaya memberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat. Pasal 2 ayat 1, KEPMEN DIKNAS Nasional RI 232/U/2000, tentang tujuan dan arah pedidikan tinggi menyebutkan bahwa: pendidikan akademik bertujuan menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dalam menerapkan, mengembangkan dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi, dan/atau kesenian serta menyebarluaskan dan mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Pasal 3 ayat 2 butir b menyatakan bahwa: progam sarjana diarahkan pada hasil lulusan yang mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata kehidupan bersama.
            Berdasarkan dasar hukum itulah, mata kuliah KKN disiapkan dalam rangka mengembangkan kompetensi mahasiswa melalui pengalaman riil di masyarakat. Dengan pengalaman tersebut, mahasiswa diharapkan mendapatkan kemampuan generative berupa kecakapan hidup seperti kemampuan berpikir dan kemampuan bernalar secara analitik, berdasarkan sumber empirik dan realistik, agar dapat merancang dan melaksanakan program, membantu mengatasi permasalahan yang ada, bekerja sama dengan orang lain, mengatur diri sendiri dan melatih keterampilan dalam bekerja. Dengan demikian mahasiswa mendapatkan wawasan, pengalaman dan keterampilan dalam bermasyarakat sebagai nilai tambah selama menimba ilmu di bangku kuliah.



B. Pemberdayaan Masyarakat
a.    Pengertian pemberdayaan
                        Definisi pemberdayaan dalam arti sempit, yang berkaitan dengan   sistem pengajaran antara lain dikemukakan oleh Merriam Webster dan   Oxford English Dictionary kata”empower”mengandung dua arti. Pengertian         pertama adalah to give power of authority dan pengertian kedua berarti to            give ability to or enable. Dalam pengertian pertama diartikan sebagai          memberi kekuasaan, mengalihkan kekuasaan, atau mendelegasikan otoritas      ke pihak lain. Sedangkan dalam pengertian kedua, diartikan sebagai upaya untuk memberikan kemampuan atau keberdayaan. Sedangkan proses    pemberdayaan dalam konteks aktualisasi diri berkaitan dengan upaya untuk     meningkatkan kemampuan individu dengan menggali segala potensi yang             dimiliki oleh individu tersebut baik menurut kemampuan keahlian (skill)             ataupun pengetahuan (knowledge). Seorang tokoh pendidikan Paulo       Freire, berpendapat bahwa pendidikan seharusnya dapat memberdayakan          dan membebaskan para peserta didiknya, karena dapat mendengarkan suara dari peserta didik. Yang dimaksud suara adalah segala asprasi maupun    segala potensi yang dimiliki oleh peserta didik tersebut.
                        Pranaka dan Moeljanto menjelaskan konsep pemberdayaan            (empowerment) dilihat dari perkembangan konsep dan pengertian yang        disajikan dalam beberapa catatan kepustakaan dan penerapannya dalam kehidupan masyrakat. Pemahaman konsep dirasa penting, karena konsep ini    mempunyai akar historis dari perkembangan alam pikiran masyarakat dan             kebudayaan barat. Perlu upaya mengaktualisasikan konsep pemberdayaan        tersebut sesuai dengan alam pikiran dan kebudayaan Indonesia. Namun    empowerment hanya akan mempunyai arti kalau proses pemberdayaan    menjadi bagian dan fungsi dari kebudayaan, baliknya menjadi hal yang             destruktif bagi proses aktualisasi dan koaktualisasi aksestensi manusia.
                        Pada intinya pemberdayaan adalah membantu klien untuk memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan       yang akan dilakukan terkait dengan diri mereka termasuk mengurangi      hambatan pribadi dan sosial. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan          kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang dimiliki             antara lain dengan transfer daya dari lingkunganya. (Onny S. Prijono dan            A.M.W Pranaka, 1996: 2-8).

b.         Tujuan Pemberdayaan
          Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Kemandirian masyarakat adalah merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai oleh kemampuan untuk memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, afektif, dengan mengerahkan sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat tersebut. Terjadinya keberdayaan pada empat aspek tersebut (afektif, kognitif, konatif dan psikomotorik) akan dapat memberikan kontribusi pada terciptanya kemandirian masyarakat yang dicita-citakan. Dalam masyarakat akan terjadi kecukupan wawasan, yang dilengkapi dengan kecakapan keterampilan yang memadai, diperkuat oleh rasa memerlukan pembangunan dan perilaku sadar akan kebutuhan tersebut. (Ambar Teguh S, 2004:80-81)

c.         Tahap-tahap Pemberdayaan
          Menurut Sumodingningrat (2004:41) pemberdayaan tidak bersifat selamanya, melainkan sampai target masyarakat mampu untuk mandiri dan kemudian dilepas untuk mandiri, meski dari jauh dijaga agar tidak jatuh lagi. Dilihat dari pendapat tersebut berarti pemberdayaan melalui suatu masa proses belajar, hingga mencapai status, mandiri. Meskipun demikian dalam rangka menjaga kemandirian tersebut tetap dilakukan pemeliharaan semangat, kondisi dan kemampuan secara terus menerus supaya tidak mengalami kemunduran lagi. Sebagaimana disampaikan di muka bahwa proses belajar dalam rangka pemberdayaan akan berlangsung secara bertahap.
              Tahap-tahap yang harus dilalui tersebut adalah meliputi:
1)            Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku                  sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan                   kapasitas diri.
2)            Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan                                          pengetahuan, kecakapan keterampilan agar terbuka wawasan                    dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil                         peran di dalam pembangunan.
3)            Tahap peningkatan intelektual, kecakapan keterampilan                               sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk                    mengantarkan pada kemandirian. (Ambar Teguh S, 2004:82-                       83)

d. Sasaran pemberdayaan
                        Perlu dipikirkan siapa yang sesungguhnya menjadi sasaran            pemberdayaan. Schumacher memiliki pandangan pemberdayaan sebagai    suatu bagian dari masyarakat miskin dengan tidak harus menghilangkan        ketimpangan struktural lebih dahulu. Masyarakat miskin sesungguhnya juga            memiliki daya untuk membangun. Dengan demikian memberikan “kail jauh    lebih tepat daripada memberikan ikan”. (Ambar Teguh S, 2004:90)

            e. Pendekatan Pemberdayaan
                        Akibat dari pemahaman hakikat pemberdayaan yang berbeda-beda,          maka lahirlah dua sudut pandang yang bersifat kontradiktif. Kedua sudut            pandang tersebut memberikan implikasi atas pendekatan yang berbeda pula   di dalam melakukan langkah pemberdayaan masyarakat. Pendekatan yang pertama memahami pemberdayaan sebagai suatu sudut pandang konfliktual.            Munculnya cara pandang tersebut didasarkan pada perspektif konflik antara            pihak yang memiliki daya atau kekuatan di satu sisi, yang berhadapan             dengan pihak yang lemah di sisi lainya. Pendapat ini diwarnai oleh           pemahaman bahwa kedua pihak yang berhadapan tersebut sebagai suatu          fenomena kompetisi untuk mendapatkan daya, yaitu pihak yang kuat         berhadapan dengan kelompok lemah. Penuturan yang lebih simpel dapat     disampaikan, bahwa proses pemberian daya kepada kelompok lemah             berakibat pada berkurangnya daya kelompok lain. Sudut ini lebih dipandang       popular dengan istilah zero-sum. Pandangan kedua bertentangan dengan             pandangan pertama. Jika pada pihak yang berkuasa, maka sudut pandang            kedua berpegang pada prinsip sebaliknya. Maka terjadi proses    pemberdayaan dari yang berkuasa/berdaya kepada pihak yang lemah justru akan memperkuat daya pihak pertama. Dengan demikian kekhawatiran yang             terjadi pada sudut pandang kedua. Pemberi daya akan memperoleh manfaat       positif berupa peningkatan daya apabila melakukan proses pemberdayaan          terhadap pihak yang lemah. Oleh karena itu keyakinan yang dimiliki oleh   sudut pandang ini adanya penekanan aspek generative. Sudut pandang           demikian ini popular dengan nama positive-sum (Ambar Teguh S, 2004:91)

            f. Pengertian Masyarakat
                        Menurut Wikipedia, masyarakat adalah sekelompok orang yang      membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian   interaksi adalah individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.           Sedangkan menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, masyarakat adalah        sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan             kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama    mereka berdasarkan kemaslahatan.

            g. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
                        Sumodiningrat (1996) mengemukakan bahwa pemberdayaan         masyarakat merupakan suatu proses perubahan dari ketergantungan menuju pada kemandirian. Berbagai pandangan yang berkembang dalam teori         pembangunan, baik di bidang ekonomi maupun administrasi, menempatkan           masyarakat sebagai pusat perhatian dan sasaran sekaligus pelaku utama            pembangunan, atau dengan kata lain masyarakat tidak hanya merupakan             obyek tetapi sebagai subyek pembangunan. Pandangan ini muncul sebagai       tanggapan atas terjadinya kesenjangan seiring dengan pertumbuhan ekonomi           yang terus meningkat. Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa           menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak           yang memberdayakan.

            h. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
                        Ada tiga strategi utama pemberdayaan dalam praktek             perubahan sosial yaitu tradisional, direct action (aksi langsung) dan     transformasi (Hanna dan Robinson, 1994 dalam Hikmat, 2006).
1.      Strategi tradisional menyarankan agar mengetahui dan memilih kepentingan terbaik secara bebas dalam berbagai keadaan. Dengan kata lain semua pihak bebas menentukan kepentingan bagi kehidupan mereka sendiri dan tidak ada pihak lain yang mengganggu kebebasan setiap pihak.
2.      Strategi direct-action membutuhkan dominasi kepentingan yang dihormati oleh semua pihak yang terlibat, dipandang dari sudut perubahan yang mungkin terjadi. Pada strategi ini, ada pihak yang sangat berpengaruh dalam membuat keputusan.
3.      Strategi transformatif menunjukkan bahwa pendidikan massa dalam jangka panjang dibutuhkan sebelum pengindentifikasian kepentingan diri sendiri.
















BAB III
MATERI DAN METODE

A.     Sasaran
            Salah satu dharma perguruan tinggi negeri adalah pengabdian kepada masyarakat. Hal ini mengindikasikan bahwa salah satu tugas perguruan tinggi adalah mengabdikan diri terhadap masyarakat semaksimal mungkin. Program pengabdian terhadap masyarakat ini dilaksanakan dengan menerapkan ilmu yang telah dipelajari di bangku perkuliahan serta memanfaatkan berbagai penelitian ke dalam lingkungan masyarakat melalui sosialisasi. Pengabdian pada masyarakat yang diterapkan melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN). Bentuk pengabdian yang dilakukan antara lain pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat, pelayanan kepada masyarakat, serta perbaikan infrastruktur tempat pelaksanaan KKN. Dalam pelaksanaannya khalayak sasaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat (KKN), antara lain:
  1. Pelajar (Siswa-Siswi PAUD, SD, SMP, SMA)
            Dengan menunjuk pelajar sebagai khayalak sasaran, kami bertujuan agar:
    • Menimbulkan kesadaran akan pentingnya pendidikan, serta membuka wawasan akan pengetahuan yang lebih luas di luar lingkungan pendidikan mereka sehari-hari
    • Memberikan pengetahuan serta keterampilan dalam rangka menemukan minat serta bakat
    • Memperluas wawasan mereka dengan berbagi pengalaman, yang diharapkan dapat memotivasi mereka untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik
    • Menumbuhkan kreativitas melalui berbagai pembelajaran keterampilan yang menyenangkan, serta pembelajaran bahasa asing
    • Menanamkan pentingnya sikap tanggung jawab, ketekunan dan kedisiplinan dalam rangka menghasilkan generasi muda yang lebih baik.

  1. Masyarakat Kampung Cipanas Girang
            Sasaran kami lainnya adalah masyarakat kampung Cipanas Girang, Desa Pasauran. Melalui beberapa program kerja, kami mengharapkan masyarakat mampu bekerja sama untuk mengolah potensi daerah yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik. Oleh karena itu, kami berharap melalui program-program ini, masyarakat, khususnya ibu-ibu warga kampung Cipanas Girang dapat mengisi waktu senggang mereka untuk melakukan aktivitas kebugaran serta menjalankan ekonomi kreatif.
            Selain itu, melalui perbaikan administrasi desa, kami juga berharap agar kedepannya pendataan kependudukan menjadi lebih baik dan terinci. Perbaikan infrastruktur berupa penunjuk jalan juga diharapkan dapat menjadi awalan atau acuan untuk perbaikan infrastruktur lainnya di masa yang akan datang agar potensi daerah sebagai daerah wisata dapat lebih maju lagi.

B.    Metode Penerapan
     Metode penerapan pelaksanaan kegiatan KKN di Kampung Cipanas Girang ini dilakukan melalui beberapa karakteristik, antara lain:
    1. Gagasan Bersama (Co-Creation) Pelaksanaan KKN ini didasarkan pada suatu tema dan program yang merupakan gagasan bersama antara pihak universitas (Dosen Pembimbing, Mahasiswa, Pusat Studi) dengan pihak pemerintah daerah (Lingkungan, Desa atau Kecamatan), mitra kerja dan masyarakat setempat.
    2. Dana Bersama (Co-financing/Co-funding) KKN dilaksanakan dengan pendanaan bersama antara mahasiswa pelaksana, universitas dengan pihak pemerintah daerah, mitra kerja.
    3. Keleluasaan (Flexibility) KKN dilaksanakan berdasarkan pada suatu tema dan program yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan pemerintah daerah, mitra kerja dan masyarakat dalam proses pembangunan di daerah. Mahasiswa dapat memilih tema dan waktu pelaksanaan KKN.
    4. Berkesinambungan (Sustainability) KKN dilaksanakan secara berkesinambungan berdasarkan suatu tema dan program yang sesuai dengan tempat dan target tertentu.
    5. Berbasis riset (Research based Community Services) KKN dilaksanakan sedapat mungkin melalui riset di daerah atau tempat pelaksanaan KKN agar dapat menghasilkan program-program kerja yang dapat diterapkan di daerah tersebut.

  1. Pelaksanaan Kegiatan
          Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Jakarta yang diselenggarakan di Desa Pasauran , Kampung Cipanas Girang, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten. Pada tanggal 27 Julii – 26 Agustus 2015 telah berhasil melaksanakan beberapa program, yaitu:

No
Nama Program
Tanggal Pelaksanaan
Hasil Pelaksanaan
1.
Pemeliharaan Musholla (Adzan dan Bersih-bersih)
29 Juli – 24 Agustus
Sukses
2.
Keterampilan Masyarakat
29 Juli – 24 Agustus
Sukses
3.
BBM (Bemain Belajar M  enyenangkan)
3 Agustus – 16 Agustus
Sukses
4.
Kegiatan Belajar dan Mengajar di Sekolah
3 Agustus – 19 Agustus
Sukses
5.
Pemberdayaan Perpustakaan
4 Agustus – 24 Agustus

Sukses
6.
Olahraga Sore
5 Agustus – 14 Agustus
Sukses
7.
Kegiatan Belajar Menari Saman
5 Agustus – 24 Agustus

Sukses
8.
Sosialisasi Kampus UNJ
8 Agustus
Sukses
9.
Modifikasi SD Cipanas
12 Agustus
Sukses
10.
Lomba Tujuh Belasan SD Cipanas
12 Agustus
Sukses
11.
Saung Bacaan
16 Agustus – 25 Agustus
Sukses
12.
Pelatihan Kaligrafi, Hafidz, dan Muadzin
17 Agustus – 22 Agustus
Sukses
13.
Lomba Tujuh Belasan Desa Pasauran
17 Agustus – 23 Agustus
Sukses
14.
Demonstrasi Kit Matematika
20 Agustus
Sukses
15.
Tutorial Hijab, hair do dan make up
21 Agustus
Sukses
16.
Perpisahan SDN Cipanas
22 Agustus
Sukses
17.
Sosialisasi Peluang Bisnis Jahe Merah
24 Agustus
Sukses
18.
Perpisahan Kampung dan Desa
25 Agustus
Sukses

D.   Evaluasi Kegiatan
1.    Pemeliharaan musholla kami memulainya pada hari pertama yaitu dengan membersihkan lantai yaitu menyapu dan mengepel serta membersihkan karpet yang ada di musholla. Setelah itu dilanjutkan dengan membenahi bagian-bagian musholla yang sudah tidak rapi, kami membenahi tembok musholla yang sudah rusak dengan cara kami tambahi semen pada setiap tembok yang rusak itu. Lalu kami secara rutin tiap minggu membersihkan musholla dengan menyapu dan mengepel juga mengibasi karpet di dalam musholla. Kami juga memulai dengan melakukan adzan pada saat subuh maupun maghrib di musholla dekat tempat kami tinggal.

2.    Pada hari pertama juga kami memulai dengan keterampian masyarakat yaitu dengan mengajari anak-anak membuat gelang dari tali kur, lalu kegiatan keterampilan masyarakat yang kami lakukan setelah itu juga ada seperti mengajari ibu-ibu warga cipanas girang membuat tempat tisu dengan menggunakan bahan kardus dan dijahit tali rafia. Keterampilan itu kami lakukan pertama kali di rumah ibu RT dan kami mendemokan cara membuat kotak tisu di hari dan minggu berikutnya pula.

3.    Kegiatan kami setelah itu kami sebut dengan Bermain Belajar Menyenangkan (BBM) yang biasanya kami lakukan pada sore hari di teras depan rumah. Kami belajar dengan anak-anak warga cipanas girang dengan jadwal tiap hari yang sudah kami atur berbeda pada setiap harinya dengan bergiliran mengajari anak-anak tersebut.


4.    Kami juga mengajar di semua jenjang pendidikan, yaitu PAUD Baiturrahman, SD Negeri Cipanas, SMP Negeri 3 Cinangka, dan SMA Plus Baiturrahman. Sebelum memulai mengajar di sekolah – sekolah tersebut, kami mengadakan tinjauan mengenai kondisi lingkungan sekolah. Setelah itu, kami melanjutkan dengan memberikan surat ijin KKN untuk mengajar di sekolah tersebut. Kami memberikannya ke kepala sekolah. Untuk pembagian pengajar, kami melakukan sistem rolling pengajar, yaitu dengan bergiliran mengajar dari SD sampai SMA kami mengajar selama tiga minggu dengan mengisi kelas yang kosong. Pada minggu kedua fokus pengajaran kami ada pada sekolah SD dan SMP, minggu ketiga kami fokuskan untuk mengajar di PAUD dan SMA dan minggu keempat kami fokuskan kembali mengajar di SD dan SMP.

5.    Setelah itu pemberdayaan perpustakaan yang kami lakukan di SMPN 3 Cinangka. Kami lakukan dengan membersihkan perpustakaan itu lalu kami membuat list buku dan merapikan buku-buku yang sebelumnya belum berada di loker buku ke dalam loker buku perpustakaan di sana. Kami juga memasang empat buah peta yang sebelumnya belum pernah dipakai di dalam perpustakaan dengan menempelkan di tembok perpustakaan.

6.    Sehabis mengajar kami juga melakukan kegiatan olahraga sore, biasanya kami mengajak anak-anak untuk berkeliling kampung dengan lari-lari kecil dan bermain sepak bola bersama-sama. Kegiatan olahraga ini sangat disukai anak-anak karena mereka biasanya tidak pernah melakukan olahraga sore sebelumnya.

7.    Kegiatan mengajari tari saman kami lakukan untuk pentas yang akan dilaksanakan di desa pada saat perpisahan nanti. Kurang lebih selama tiga minggu kami mengajarkan tari saman tersebut kepada anak-anak yang sebelumnya anak-anak belum bisa menari tari saman dan anak-anak juga sangat tertarik ketika kami mengajari mereka tari saman ini.


8.    Pada tanggal 8 Agustus kami melakukan kegiatan Sosialisasai Kampus Universitas Negeri Jakarta di sekolah SMPN 3 Cinangka dengan sasaran terutama anak-anak SMA Plus Baiturrahman yang memang memunyai kesempatan untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat universitas, namun kami juga melakukan sosialisasi itu kepada siswa-siswi SMP itu sendiri dengan membuka wawasan kepada merka bahwa melanjutkan pendidikan yang setinggi-tingginya agar mereka juga dapat meningkatkan taraf hidup mereka ketika mereka dewasa nanti.

9.    Hingga pada saat lomba tujuh belasan tiba kami memodifikasi SDN Cipanas dengan memasang bendera merah putih untuk memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia dengan mengadakan lomba-lomba di SDN Cipanas itu sendiri.

10. Lomba yang kami adakan di SDN Cipanas diantaranya yaitu lomba makan kerupuk, balap kelereng, memasukkan paku ke dalam botol, balap karung, lomba hafidz quran, adzan, dan kaligrafi. Anak-anak sangat antusias mengikuti lomba yang kami adakan di sekolah mereka pada hari itu.

11. Salah satu program kami adalah saung baca. Saung Baca kami dirikan untuk meningkatkan minat baca warga sekitar kampung Cipanas Girang. Saung baca itu kami dirikan sangat berdekatan dengan sekolah-sekolah yang ada di kampung Cipanas tepatnya di depan PAUD Baiturrahman yang juga berdekatan dengan SDN Cipanas, SMPN 3 Cinangka dan bersebelahan dengan SMA Plus Baiturrahman.

12. Setelah melakukan lomba tujuh belasan dan sudah ditentukan pemenang lomba terutama lomba hafidz quran, kaligrafi dan adzan. Kamipun melakukan tindakan lebih lanjut untuk melatih anak- anak tersebut agar mereka lebih bagus ketika mengikuti lomba tujuh belasan pada minggu keempat di kantor desa Pasauran.

13. Lomba tujuh belasan yang dilakukan di kantor desa Pasauran dilakukan di minggu keempat dengan menggabungkan peserta lomba dari tiga kelompok, yaitu kelompok 1 (Pasauran), kelompok 2 (Bojong), dan kelompok tiga (Cipanas Girang) dengan mengirimkan perwakilan untuk mengikuti lomba.

14. Demonstrasi kit yang kami adakan di SDN Cipanas diadakan karena kami melihat media tersebut hanya terpajang di atas lemari perpustakaan. Maka dari itu kami berinisiatif melakukan demonstrasi kit tersebut kepada siswa agar media tersebut terpakai sehingga tidak mubazir dan agar siswa mengetahui bagaimana mengoperasikan media tersebut.

15. Kegiatan ini kami lakukan selepas melakukan dokumentasi foto bersama siswa dan guru di setiap sekolah. Tutorial hijab ini kami lakukan di salah satu rumah guru SDN Cipanas yaitu Ibu Nining, kami mengundang pada remaja dan ibu-ibu sebagai model peragaan tutorial hijab.

16. Perpisahan di SDN Cipanas yang kami adakan berbarengan dengan adanya rapat orang tua wali murid. Kegiatan berlangsung gembira dan juga mengharukan, acara perpisahan kami di antaranya adalah sebagai berikut pemberian hadiah kepada pemenang lomba tujuh belasan, penampilan fashion show dari siswa-siswa kelas enam, kegiatan menyanyikan lagu. Puncak mengharukan adalah saat di mana kami harus berpisah dengan siswa-siswi SDN Cipanas, hampir semua di antara mereka mengeluarkan air mata karena melihat perpisahan yang kami lakukan pada hari itu. Guru-guru pun menangis terharu melihat siwa-siswinya menangis karena kepulangan kami kembali ke Jakarta dan meninggalkan kampung Cipanas.

17. Sosialisasi peluang bisnis jahe merah yang kami canangkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat kampung Cipanas kami lakukan di balai Desa tepatnya di kantor Kelurahan. Target kami adalah warga kampung Cipanas, kami melakukan sosialisasi dengan menggunakan presentasi dalam bentuk power point lalu kami jelaskan bagaimana peluang tersebut jika dilakukan di kampung Cipanas. Terlebih lagi ada salah satu warga Cipanas yang memang sudah menanam jahe merah di pekarangan belakang rumahnya dan menurutnya kentungan yang dapat diambil cukup lumayan untuk meningkatkan perkonomian keluarganya, untuk itu kami mencoba melakukan sosialisasi bisnis jahe merah ke masyarakat desa.

18. Perpisahan kampung selama acara berlangsung dan sebelum acara berlangsung kami menemukan beberapa hambatan seperti kepala sekolah yang tidak jadi menghadiri acara tersebut karena ada kepentingan lain yang harus di hadiri oleh beliau dan jam acara yang rancu seperti, kami sudah merencakan pagi – pagi ternyata kami harus menggantinya menjadi siang hari karena pak Kepala Sekolah tetap menginginkan untuk hadir di acara perpisahan kampung. Namun karena pada siang hari Pak Kelapa Sekolah memiliki jadwal, kami akhirnya mengganti menjadi pada pukul 10.00. kemudian jam pu menjadi bergeser menjadi pukul 13.30 karena pada hari itu listrik padam dan baru bisa menyala pada pukul 16.00. 37 walaupun banyak hambatan yang dihadapi, kami tetap melaksanakan acara tersebut dengan meriah. Hanya saja ada beberapa acara yang tidak bisa dilakukan seperti pemutaran video KKN kami. 14. Perpisahan desa Selama perpisahan desa, kami hanya mengalami hambatan, yaitu kami tidak mendapatkan projector dan white sreen. Saat itu projector yang kami pinjam sedang rusak. Untuk tetap menampilkan dokumentasi kelompok kami, kami menggunakan dua laptop untuk menampilakan video tersebut.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

  1. Hasil Kegaiatan
Selama masa perencanaan program KKN, tidak banyak kegiatan yang kami persiapkan untuk dilaksakan di desa Cipanas Girang, Pasauran, Banten. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan kami mengenai kondisi, budaya serta kebutuhan di Desa Cipanas Girang. Kami hanya merencanakan sedikit kegiatan sebelum keberangkatan KKN dan sisanya kami sesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan desa disaat kami telah tiba di lokasi KKN. Program yang kami rencanakan serta laksanakan dalam kegiatan KKN telah melalui proses observasi kebutuhan dan disesuaikan dengan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakannya. Adapun kegiatan yang telah kami laksanakan adalah sebagai berikut :
1.         Kegiatan Pemeliharaan Mushola ini kami pilih sebagai salah satu proker kami berdasarkan pertimbangan kelompok akan pemberdayaan mushola di sebelah home stay kami yang kurang berjalan sempurna. Pemeliharaan mushola yang kami lakukan selama kegiatan KKN meliputi pembersihan mushola minimal 1 minggu sekali, perbaikan tembok mushola yang sudah mulai rusak, pengadaan pengajian Yasin di malam Jumat, pengumandangan adzan setiap waktu sholat, dan penyediaan ember untuk mengalirkan air saat berwudhu.
     Saat melakukan program pemberdayaan mushola tidak banyak kendala yang kami alami. Kegiatan membersihkan mushola berjalan dengan lancar. Pembersihan mushola dilakukan mulai dari menyapu dan mengepel lantai, membersihkan dari debu dan menjemur karpet mushola, serta mengelap kaca dan debu di mimbar.
     Kegiatan memperbaiki tembok mushola yang rusak dilakukan dengan cara memberikan lapisan semen dan pasir pada bagian tembok yang coak dan melapisinya dengan lapisan semen pada bagian luar. Kegiatan ini berjalan dengan baik. Hanya saja kami belum melapisi bagian luar dengan menggunakan cat dikarenakan keterbatasan dana yang dimiliki untuk menjalankan program.
     Kegiatan pengadaan pengajian Yaasiin saat malam jumat dilakukan dengan tujuan meramaikan mushola serta memberikan kegiatan positif bagi pemuda sekitar mushola. Selain itu kegiatan ini juga mampu mempererat hubungan masyarakat sekitar mushola. Kegiatan ini berjalan dengan rutin setiap minggunya, hanya saja belum memiliki guru tetap sebagai pemimpin pengajian. Pelaksanaan pengajian juga belum mencapai hasil maksimal karena kegiatan pengajian yang hanya berfokus pada pembacaan surat yaasiin, dzikir, dan tahlil. Sedangkan untuk ceramah ataupun siraman rohani, belum ada masyarakat yang mau melakukannya.
     Kegiatan yang terakhir adalah kegiatan pemberian ember untuk mengalirkan air saat mengambil wudhu. Mushola yang kami berdayakan memiliki kolam air yang sangat besar. Karena kolamnya yang sangat besar airnya dapat digunakan untuk berwudhu, mandi, mencuci maupun beberapa kegiatan lainnya. Cara mengambil wudhu dimushola dilakukan dengan cara mencidukkan gayung kedalam kolam dan membasuhkan airnya ke anggota tubuh. Untuk mempermudah kegiatan mengambil wudhu masyarakat yang ingin sholat berjamaah di mushola kami berinisiatif untuk memberikan ember yang sudah dilubangi.

2.         Pada hari pertama juga kami memulai dengan keterampilan masyarakat yaitu dengan mengajari anak-anak membuat gelang dari tali kur, dalam kegiatan ini anak-anak diajarkan membuat gelang dengan kreatif diiringin dengan bimbingan dari kami mereka mengikuti arahan yang di berikan kami. Kegiatan ini dilakukan di teras rumah halam home stay kami. lalu kegiatan keterampilan masyarakat yang kami lakukan setelah itu juga ada seperti mengajari ibu-ibu warga cipanas girang membuat tempat tisu dengan menggunakan bahan kardus dan dijahit tali rafia. Dengan memanfaatkan barang bekas disekitar lingkungan yang tidak di gunakan seperti kardus. Keterampilan itu kami lakukan pertama kali di rumah ibu RT dan kami mendemokan cara membuat kotak tisu di hari dan minggu berikutnya pula. Dalam hal ini banyak faktor yang mendukung kegiatan kami ini agar dapat berjalan dengan baik, mulai dari kesiapan mental ibu-ibunya juga dari anak-anak remaja sekitar terutama yang perempuan yang ingin juga untuk dapat membuat tempat tisu menggunakan kardus barang yang sudah tidak dipergunakaan lagi.

3.         Kegiatan kami setelah itu kami sebut dengan Bermain Belajar Menyenangkan (BBM) yang biasanya kami lakukan pada sore hari di teras depan rumah. Kegiatan yang kami selenggarakan di desa Cipanas girang ini merupakan bermain belajar menyenangkan yang merupakan kegiatan belajar sambil bermain ini. Bermain Belajar Menyenangkan ini kami lakukan dengan cara mengajak anak-anak di sekitar rumah untuk belajar bersama atau untuk menanyakan tugas PR mereka yang diberikan oleh guru tetapi mereka tidak mengetahui cara mengerjakannya. Selain itu kami juga bermain sambil belajar untuk memberikan inspirasi terhadap anak-anak di sini untuk lebih giat dan senang terhadap belajar. Kami belajar dengan anak-anak warga cipanas girang dengan jadwal tiap hari yang sudah kami atur berbeda pada setiap harinya dengan bergiliran mengajari anak-anak tersebut. Contohnya setiap hari senin kami mengajarkan kegiatan olahraga, pada hari selasa kami mengajarkan les matematika, lalu pada hari rabu kami mengajarkan les keterampilan, hari kamisnya kami mengajarkan les berbahasa inggris.


4.         Kami juga mengajar di semua jenjang pendidikan, yaitu PAUD Baiturrahman, SD Negeri Cipanas, SMP Negeri 3 Cinangka, dan SMA Plus Baiturrahman. Sebelum memulai mengajar di sekolah – sekolah tersebut, kami mengadakan tinjauan mengenai kondisi lingkungan sekolah. Setelah itu, kami melanjutkan dengan memberikan surat ijin KKN untuk mengajar di sekolah tersebut. Kami memberikannya ke kepala sekolah. Untuk pembagian pengajar, kami melakukan sistem rolling pengajar, yaitu dengan bergiliran mengajar dari SD sampai SMA kami mengajar selama tiga minggu dengan mengisi kelas yang kosong. Pada minggu kedua fokus pengajaran kami ada pada sekolah SD dan SMP, minggu ketiga kami fokuskan untuk mengajar di PAUD dan SMA dan minggu keempat kami fokuskan kembali mengajar di SD dan SMP. Dalam kegiatan mengajar di sekolah ada beberapa faktor yang menjadi hambatan bagi kami saat mengajar terutama saat mengajar di sekolah dasar kelas 6. Dimana yang seharusnya siswa kelas 6 sudah dapat membaca dan menulis dengan benar dan baik namun ini malah sebaliknya, hal ini merupakan faktor yang mengambat kami dalam proses mengajar di sekolah dasar.

5.         Setelah itu pemberdayaan perpustakaan yang kami lakukan di SMPN 3 Cinangka. Kami lakukan dengan membersihkan perpustakaan yang sudah sebulan tidak dibersihkan. Saat membersihkan kami mendapat hambatan yaitu kurangnya air untuk mengepel perpustakaan sehingga kami tidak bisa mengganti air pel yang seharusnya sudah diganti karena sudah sangat kotor dengan air yang bersih. Lalu kami membuat list buku dan merapikan buku-buku yang sebelumnya belum berada di loker buku ke dalam loker buku perpustakaan di sana. Kami juga memasang empat buah peta yang sebelumnya belum pernah dipakai di dalam perpustakaan dengan menempelkan di tembok perpustakaan sehingga tembok perpustakaan tidak kosong.

6.         Sehabis mengajar kami juga melakukan kegiatan olahraga sore, kegiatan ini biasanya kami mengajak anak-anak untuk berkeliling kampung dengan lari-lari kecil dan bermain sepak bola bersama-sama. Faktor yang paling mendukung dalam kegiatan olahraga sore ini adalah anak-anak siap dalam berolahraga selain itu kegiatan olahraga ini sangat disukai anak-anak karena mereka biasanya tidak pernah melakukan olahraga sore sebelumnya. Kegiatan ini biasa dilakukan pada pukul 16.00 wib sampai pukul 17.00 wib dengan berlari-lari kecil dari home stay kami sampai ke lapangan voly yang berada di kampung kadu dana kemudian balik lagi menuju home stay.

7.         Kegiatan mengajari tari saman kami lakukan untuk pentas yang akan dilaksanakan di desa pada saat perpisahan nanti. Kurang lebih selama tiga minggu kami mengajarkan tari saman tersebut kepada anak-anak yang sebelumnya anak-anak belum bisa menari tari saman dan anak-anak juga sangat tertarik ketika kami mengajari mereka tari saman ini. Kegiatan ini biasanya dilakukan di depan teras home stay kami dan dilakukan mulai pukul 15.30 wib sampai pukul 17.00 wib. Sebelum mendapatkan angota untuk penari saman kami mengajak anak-anak mulai dari yang masih duduk di bangku sekolah dasar sampai anak yang sudah duduk di bangku sekolah menengah pertama untuk mengikuti tarian ini. Selain itu sebelumnya kami juga mencontohkan gerakan tarian tersebut agar menarik untuk mereka ikuti di sini. Dalam kegiatan ini hampir semua faktor mendukung mulai dari anak-anak sampai orang di sekitar kami.

8.         Pada tanggal 8 Agustus 2015 kami melakukan kegiatan Sosialisasai Kampus Universitas Negeri Jakarta di sekolah SMPN 3 Cinangka dengan sasaran terutama anak-anak SMA Plus Baiturrahman yang memang mempunyai kesempatan untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat universitas. Namun kami juga melakukan sosialisasi itu kepada siswa-siswi SMP itu sendiri dengan membuka wawasan kepada mereka bahwa melanjutkan pendidikan yang setinggi-tingginya agar mereka juga dapat meningkatkan taraf hidup mereka ketika mereka dewasa nanti. Dalam kegiatan ini kami banyak menyampaikan berbagai manfaat bagi adik-adik khususnya yang ingin melanjutkannya ke jenjang yang lebih. Disini kami saling bertukar fikiran saling bertanya jawab satu sama lain mengenai jenjang kuliah di Universitas Negeri Jakarta dan berbagai beasiswa yang dapat mereka raih saat jenjang perguruan tinggi, sehingga kegiatan sosialisasi di SMPN 3 Cinangka ini berjalan dengan baik.

9.         Hingga pada saat lomba tujuh belasan tiba kami memodifikasi SDN Cipanas dengan memasang bendera merah putih untuk memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia. Beberapa hari sebelum kegiatan acara kemerdekaan Indonesia diselenggarakan, kami memeriahkan sekolah dasar dengan memasang bendera merah putih di sekitar lingkungan sekolah dengan menggunakan bendera plastik dan juga bendera yang dipasang dengan menggunakan bambu runcing. Selain itu kami juga mempersiapkan sarana untuk mengadakan lomba-lomba seperti memasang garis pada lapangan menggunakan tali rafia dengan ukuran yang sudah kami tentukan.

10.      Lomba yang kami adakan di SDN Cipanas diantaranya yaitu lomba makan kerupuk, balap kelereng, memasukkan paku ke dalam botol, balap karung, lomba hafidz quran, adzan dan kaligrafi. Anak-anak sangat antusias mengikuti lomba yang kami adakan di sekolah mereka pada hari itu.

11.      Salah satu program kami adalah saung baca. Saung Baca kami dirikan untuk meningkatkan minat baca warga sekitar kampung Cipanas Girang. Saung baca itu kami dirikan sangat berdekatan dengan sekolah-sekolah yang ada di kampung Cipanas tepatnya di depan PAUD Baiturrahman yang juga berdekatan dengan SDN Cipanas, SMPN 3 Cinangka dan bersebelahan dengan SMA Plus Baiturrahman.

12.      Setelah melakukan lomba tujuh belasan dan sudah ditentukan pemenang lomba terutama lomba hafidz quran, kaligrafi dan adzan. Kamipun melakukan tindakan lebih lanjut untuk melatih anak- anak tersebut agar mereka lebih bagus ketika mengikuti lomba tujuh belasan pada minggu keempat di kantor desa Pasauran.

13.      Lomba tujuh belasan yang dilakukan di kantor desa Pasauran dilakukan di minggu keempat dengan menggabungkan peserta lomba dari tiga kelompok, yaitu kelompok 1 (Pasauran), kelompok 2 (Bojong), dan kelompok tiga (Cipanas Girang) dengan mengirimkan perwakilan untuk mengikuti lomba.

14.      Demonstrasi kit yang kami adakan di SDN Cipanas diadakan karena kami melihat media tersebut hanya terpajang di atas lemari perpustakaan. Maka dari itu kami berinisiatif melakukan demonstrasi kit tersebut kepada siswa agar media tersebut terpakai sehingga tidak mubazir dan agar siswa mengetahui bagaimana mengoperasikan media tersebut.

15.      Kegiatan ini kami lakukan selepas melakukan dokumentasi foto bersama siswa dan guru di setiap sekolah. Tutorial hijab ini kami lakukan di salah satu rumah guru SDN Cipanas yaitu Ibu Nining, kami mengundang para remaja dan ibu-ibu sebagai model peragaan tutorial hijab.

16.      Perpisahan di SDN Cipanas yang kami adakan berbarengan dengan adanya rapat orang tua wali murid. Kegiatan berlangsung gembira dan juga mengharukan, acara perpisahan kami di antaranya adalah sebagai berikut pemberian hadiah kepada pemenang lomba tujuh belasan, penampilan fashion show dari siswa-siswi kelas lima dan kelas enam dan menyanyikan beberapa lagu dari siswa-siswi kelas enam. Puncak mengharukan adalah disaat kami harus berpisah dengan siswa-siswi SDN Cipanas, hampir semua di antara mereka mengeluarkan air mata karena melihat perpisahan yang kami lakukan pada hari itu. Guru-guru pun menangis terharu melihat siwa-siswinya menangis karena kepulangan kami kembali ke Jakarta dan meninggalkan kampung Cipanas.

17.      Sosialisasi peluang bisnis jahe merah yang kami canangkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat kampung Cipanas kami lakukan di balai Desa tepatnya di kantor Kelurahan. Target kami adalah warga kampung Cipanas, kami melakukan sosialisasi dengan menggunakan presentasi dalam bentuk power point lalu kami jelaskan bagaimana peluang tersebut jika dilakukan di kampung Cipanas. Terlebih lagi ada salah satu warga Cipanas yang memang sudah menanam jahe merah di pekarangan belakang rumahnya dan menurutnya kentungan yang dapat diambil cukup lumayan menjanjikan untuk meningkatkan perkonomian keluarganya, untuk itu kami mencoba melakukan sosialisasi bisnis jahe merah ke masyarakat desa.



  1. Pembahasan
1.    Faktor Pendukung dan Penghambat
            Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Pasauran Alhamdulillah dapat dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut tidak terlepas dari faktor pendukung dan faktor penghambat yang ada. Berikut ini akan dijelaskan dengan lebih terperinci:
a.    Faktor Pendukung
      Beberapa faktor pendukung pelaksanaan program kami, yaitu:
- Kami mendapatkan respon yang  baik dari Kepala Desa Pasauran selaku pemimpin di sana dan juga dengan warganya.
- Kami juga mendapatkan masukan-masukan dari beberapa warga perihal kegiatan apa yang akan kami lakukan selama satu bulan penuh kami mengabdi.
- Adanya antusiasme dari anak-anak SD, SMP maupun SMA terhadap keberadaan kami di kampung mereka dan itu juga sangat mempengaruhi kelancaran kegiatan yang kami adakan di Desa.
- Dengan adanya kesiapan dan kematangan program yang kami lakukan juga menjadi salah satu faktor pendukung kami dalam melaksanakan KKN ini.
- Fasilitas di homestay yang cukup memadai.

b. Faktor Penghambat
            Dalam melakukan kegiatan selain mendapatkan faktor pendukung, kamipun mempunyai hambatan selama satu bulan kami mengabdi kepada masyarakat Desa Pasauran.
-       Harapan yang besar dari masyarakat Pasauran terhadap kami yang tidak dapat kami penuhi semua.
-       Dana yang kami miliki tidak mencukupi dalam menjalankan program kerja kami, sehingga kami harus menambahkan sedikit dari yang kami punya.

2.    Tindak lanjut / Kelanjutan Program
      Berdasarkan program-program kegiatan yang kami laksanakan selama Kuliah Kerja Nyata (KKN), ada beberapa program yang dapat ditindaklanjuti seperti saung baca yang telah kami bangun di kampung Cipanas. Dengan cara menjaga dengan baik buku yang sudah kami berikan untuk di saung baca tersebut dan bisa juga dengan menyumbangkan buku yang sudah tidak dipakai di saung baca. Demonstrasi kit juga dapat ditindaklanjuti agar siswa-siswi tidak bosan hanya belajar di ruang kelas. Begitu juga dengan sosialisasi jahe merah yang kami lakukan yang mendapatkan respon sangat baik dengan antusiasme dari warga dan beberapa petani, lebih lagi Pak Kepala Desa juga ingin memfasilitasi lahan jika memang ada warga yang ingin menanam jahe merah dan tidak mempunyai lahan di pekarangan rumah mereka. Keterampilan masyarakat yang sudah kami ajarkan dan sosialisasikan kepada anak-anak maupun ibu-ibu warga Cipanas dapat pula ditindaklanjuti karena yang kami ajarkan juga memanfaatkan dari bahan-bahan bekas yang pada akhirnya dapat menjadi benda yang berguna dan dapat menghasilkan uang.



















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.   Kesimpulan
            Kesimpulan yang kami dapatkan dalam kegiatan KKN ini adalah sebagai berikut:
a.    Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Jakarta tahun 2015 di desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang-Banten mendapat sambutan, tanggapan dan perhatian yang cukup baik dari warga sekitar dan pejabat desa setempat.
b.    Secara keseluruhan, kegiatan KKN Universitas Negeri Jakarta berlangsung dengan baik. Program-program yang direncanakan dapat terealisasi dengan optimal walaupun mendapatkan sedikit kendala.
c.    Bekal yang kami berikan pada masyarakat pada dasarnya, kami memberikan dukungan dan pengetahuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraannya, serta adanya dampak positif atas kehadiran kita baik dampak secara langsung maupun tidak langsung. Maka kita sebagai mahasiswa harus menjadi motivator dan panutan yang baik bagi warga kampung Cipanas girang, desa Pasauran.
d.    KKN yang kami lakukan di Desa Pasauran ini dengan tujuan membawa kenangan-kenangan positif dari kegiatan-kegiatan yang positif pula yang kami lakukan selama satu bulan kami mengabdi kepada masyarakat Desa Pasauran.
e.    Dari pengabdian yang kami lakukan kami dapat menyimpulkan bahwa masyarakat di antaranya dapat menyimpulkan dari kegiatan dan perlakuan kami selama kami tinggal di daerah mereka dan oleh sebab itu masyarakat Desa bisa dibilang melihat kegiatan kami sebagai cermin dari perlakuan mereka selanjutnya.
f.     Tentunya kegiatan KKN yang diadakan oleh Universitas Negeri Jakarta mempunyai tujuan di antaranya menjalin erat hubungan antara lembaga perguruan tinggi sebagai sumber ilmu pengetahuan dengan masyarakat dan pemerintah setempat semakin baik, sehingga penanganan di berbagai bidang pembangunan akan terintegrasi.

C.    Saran
            Jika KKN Universitas Negeri Jakarta ingin diadakan di lain kesempatan, bantuan dana yang diberikan baik dari pihak pemeritahan ataupun universitas lebih ditingkatkan lagi, karena 50% dana akan digunakan untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada di masyarakat tersebut. Selain itu, perlu adanya tindak lanjut dari kegiatan-kegiatan kami sehingga masyarakat dapat mengembangkan hasil dari program KKN kami. Selain itu sebelum para peserta KKN Universitas Negeri Jakarta dikirim ke daerah-daerah pengabdian hendaknya diberikan berbagai pembekalan dan persiapan yang menunjang agar mampu mempersiapkan berbagai programnya dengan baik, sehingga hasil dalam program-program kerja yang kami lakukan tercapai dengan sangat baik dan tidak ada kendala.



DAFTAR PUSTAKA

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemberdayaan_masyarakat http://id.m.wikipedia.org/wiki/Masyarakat http://2frameit.blogspot.com/2011/10/landasanteoripemberdayaanmasyarakat.html





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar