TIM PELAKSANA
Pelaksanaan KKN di Desa Pasauran
terbagi menjadi 3 kelompok. Ketiga kelompok tersebut masing-masing melaksanakan
kegiatan KKN di kampung yang berbeda.
Adapun
struktur tim pelaksana kegiatan KKN di desa Pasauran yaitu sebagai berikut:
Tim Pelaksana KKN di Kampung Cipanas
Girang
Ketua :
Sabekti Suryo Kusuma
Anggota
: Arif Ramadhan, Dwie
Anggraini, Elfa Lerry Prima Anggun Sari, Meydika, Tarra Nitasera, Mia
Ardhila, Nova Yuniansa Astuti dan Cici
Handayani.
RINGKASAN
Pada tanggal 27 Juli s.d. 26 Agustus
2015 kemarin kami telah melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Kampung Cipanas Girang, Kel./Desa Pasauran, Kec. Cinangka, Kab./Kota Serang –
Banten. Pada program KKN tersebut kami merealisasikan salah satu tri dharma
perguruan tinggi yaitu pemberdayaan masyarakat. Tujuan dari pelaksanaan program
ini yaitu diharapkan mahasiswa memperoleh pengalaman belajar melalui
keterlibatan dalam masyakarat yang secara langsung menemukan, merumuskan,
memecahkan dan menanggulangi permasalahan yang berada di lapangan. Adapun
khalayak sasaran dari pemberdayaan masyarakat yang kami lakukan yaitu
siswa-siswi sekolah yang ada di kampung tersebut meliputi PAUD, SD, SMP, dan
SMA.
Banyak program yang kami laksanakan
di kampung Cipanas Girang tersebut. Program-program tersebut meliputi kegiatan
belajar mengajar di sekolah, keterampilan masyarakat, saung bacaan, pemberdayaan
perpustakaan, lomba tujuh belasan, tutorial hijab, tutorial hair do, tutorial make up, sosialisasi kampus UNJ, sosialisasi peluang bisnis jahe
merah, demonstrasi KIT matematika, pelatihan tarian saman, pelatihan kaligrafi,
pelatihan hafiz qur’an, pelatihan muadzin, olahraga sore, kegiatan belajar
mengajar tambahan di rumah, pemeliharaan mushalla, perpisahan kampung dan perpisahan
desa. Selama kurang lebih 1 bulan, program-program tersebut dapat terlaksana
dengan baik dan dapat diterima oleh masyarakat.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan di Kp. Cipanas Girang
Desa Pasauran Kec. Cinangka, Banten pada 27 Juli – 26 Agustus 2015 dengan baik
dan sesuai dengan rencana.
Laporan ini dibuat sebagai
pertanggungjawaban atas kegiatan KKN yang telah kami laksanakan. Dalam laporan
ini kami mencoba untuk menguraikan mengenai profil tempat kami menjalankan KKN,
kegiatan selama kami melakukan KKN dan evaluasi mengenai kegiatan KKN yang kami
laksanakan.
Pada kesempatan ini kami selaku
penulis dari laporan ini mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu praktikan dalam penulisan laporan ini, yaitu:
1. Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya;
2. Orang tua yang selalu memberikan dukungan dan
semangat;
3. Ibu Dr. Etin Solihatin M.Pd. selaku Ketua
LPM-UNJ;
4. Bapak Agus Japar selaku Kepala Desa Pasauran;
5. Bapak Drs. Eko Tri Rahardjo M.Pd. selaku Koordinator
program KKN
LPM-UNJ;
6. Bapak Muslih selaku Kepala Dusun Cipanas
Girang;
7. Bapak Hudori selaku Kepala SMA Plus
Baiturrahman;
8. Bapak Bakri selaku Ketua Yayasan Baiturrahman;
9. Bapak Wahid Hasyim selaku Kepala SMP Negeri 3
Cinangka;
10. Bapak Muhammad Yani selaku Kepala SD Negeri
Cipanas;
11. Bapak Misri selaku Pemilik Homestay Kampung
Cipanas Girang;
12. Ibu
Dewi Suliyanthini selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang telah mendampingi, memberikan
bimbingan selama KKN dan selama proses pembuatan laporan ini; dan
13. Semua
pihak yang telah memberikan dorongan baik moril maupun materi.
Dalam penyusunan laporan ini kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kepada
semua pihak dengan sangat terbuka kami mengharapkan saran, masukan, maupun
kritik untuk penyempurnaan laporan ini. Akhirnya besar harapan kami semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
TIM PELAKSANA................................................................................................... 1
RINGKASAN .......................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR
.............................................................................................. 3
DAFTAR ISI............................................................................................................. 5
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah...................................................................................... 7
B.
Perumusan Masalah
........................................................................................... 7
C.
Tujuan
Kegiatan.................................................................................................. 8
D.
Manfaat
Kegiatan................................................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Esensi Kuliah Kerja Nyata (KKN)........................................................................ 10
B.
Pemberdayaan Masyarakat................................................................................. 12
BAB III MATERI DAN METODE
A.
Khalayak Sasaran
.............................................................................................. 17
B.
Metode
Penerapan.............................................................................................. 18
C.
Pelaksanaan
Kegiatan........................................................................................ 19
D.
Evaluasi
Kegiatan................................................................................................ 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Kegaiatan
.................................................................................................. 25
B.
Pembahasan....................................................................................................... 32
1.
Faktor Pendukung dan Penghambat .................................................................. 32
2.
Tindak lanjut/Kelanjutan Program ....................................................................... 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan ......................................................................................................... 34
B.
Saran................................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesrta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual, keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara. Dasar inilah yang digunakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam
perwujudannya.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah
suatu bentuk pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat dan merupakan salah satu
bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dengan diadakannya KKN, diharapkan
seorang mahasiswa semakin matang dengan disiplin keilmuannya. KKN juga berupaya
mewujudkan pendidikan yang lebih efektif yaitu pendidikan yang langsung dialami
oleh mahasiswa. Jadi tidak hanya sekadar materi tetapi yang lebih penting
adalah aplikasi dari teori-teori yang telah diperoleh di bangku kuliah yang
harus diterapkan dalam lingkungan masyarakat karena terkadang teori-teori yang
telah didapat di bangku kuliah tidak sama dengan kenyataan yang ada di
lingkungan masyarakat.
Melalui kegiatan KKN, mahasiswa
diharapkan mampu untuk mengenal lingkungan masyarakat secara langsung dengan
segala permasalahan yang terjadi. Dengan ditemukannya permasalahan, mahasiswa
akan berpikir dan berusaha untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut.
Melalui kegiatan ini pula, diharapkan dapat menjadi jembatan bagi mahasiswa
menuju ke dunia kerja yang cakupannya lebih luas daripada dunia perkuliahan.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka kegiatan KKN dianggap penting
dan harus diselenggarakan.
B. Perumusan Masalah
- Siapa saja yang menjadi
sasaran dalam pelaksanaan kegiatan KKN?
- Metode apa saja yang
diterapkan dalam kegiatan KKN?
- Bagaimanakah pelaksanaan
dari kegiatan KKN?
- Bagaimanakah evaluasi
dari kegiatan KKN?
C. Tujuan Kegiatan
1. Mahasiswa
memperoleh pengalaman belajar melalui keterlibatan dalam masyakarat yang secara
langsung menemukan, merumuskan, memecahkan dan menanggulangi permasalahan yang
berada di lapangan.
2. Mahasiswa
dapat memberikan pemikiran berdasarkan ilmu, teknologi dan seni dalam upaya
menumbuhkan, mempercepat gerak, serta mempersiapkan kader pembangunan di masa
depan.
3. Agar
perguruan tinggi dapat mencetak sarjana pengisi teknologi struktur dalam
masyarakat yang lebih menghayati kondisi gerak dan permasalahan yang kompleks
yang dihadapi masyarakat dalam melaksanakan pembangunan. Dengan demikian,
output yang dihasilkan oleh perguruan tinggi secara relatif menjadi siap pakai
dan terlatih dalam menanggulangi permasalahan pembangunan.
4. Meningkatkan
hubungan antara perguruan tinggi dengan pemerintah daerah, instasi terkait dan
masyarakat sehingga perguruan tinggi dapat lebih berperan dan menyesuaikan
pendidikan serta penelitiannya dengan tuntutan realistis dari masyarakat yang
sedang membangun.
D. Manfaat Kegiatan
- Bagi Mahasiswa KKN
- Menambah pemahaman
tentang cara berpikir dan bekerja secara praktis dalam menanggulangi
berbagai permasalahan di masyarakat.
- Menambah pemahaman dan
penghayatan tentang kegunaan agama, ilmu, seni dan budaya bagi
pembangunan.
- Mahasiswa dapat memahami
dan menghayati kesulitan yang dihadapi masyarakat dalam melaksanakan
pembangunan.
- Mendewasakan cara
berpikir dan daya nalar mahasiswa dalam melakukan penelaahan, perumusan,
dan pemecahan masalah.
- Membina mahasiswa
menjadi inovator, motivator, dinamisator, problem solver dan religions
counselor.
- Membentuk sikap, rasa
cinta, serta rasa tanggung jawab mahasiswa terhadap kemajuan masyarakat.
- Menumbuhkan sifat profesionalisme
dalam diri mahasiswa.
- Bagi Masyarakat dan
Pemerintah
- Memperoleh bantuan
tenaga dan pikiran dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan.
- Cara berpikir, bersikap,
dan bertindak dari masyarakat akan lebih sesuai dengan pembangunan.
- Terbentuknya kader-kader
penerus pembangunan di masyarakat sehingga terjamin kelangsungan
pembangunan bangsa dan negara.
- Bagi Perguruan Tinggi
a. Memperoleh
umpan balik sebagai hasil integrasi mahasiswa dengan masyarakat sehingga
kurikulum dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan.
b. Para
dosen atau pengajar akan memperoleh berbagai pengalaman yang berharga dan
menemukan berbagai masalah untuk pengembangan kegiatan penelitian.
c. Mempererat
kerja sama antara lembaga Muhammadiyah dengan instansi lain dalam pelaksanaan
pembangunan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Esensi
Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan
proses pembelajaran bagi mahasiswa dan civitas akademik melalui berbagai
kegiatan langsung di tengah-tengah masyarakat, dan mahasiswa berupaya untuk
menjadi bagian dari masyarakat serta secara aktif dan kreatif terlibat dalam
dinamika yang terjadi di masyarakat. Keterlibatan mahasiswa bukan saja menjadi
kesempatan mahasiswa belajar dari masyarakat, namun juga memberi pengaruh
positif dan aktif terhadap pengembangan masyarakat, sehingga memberi warna baru
dalam pembangunan masyarakat. Pada prinsipnya KKN merupakan salah satu kegiatan
pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan perguruan tinggi sebagai upaya
menerapkan ilmu yang diperoleh, hasil-hasil penelitian di bidang IPTEK untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.
KKN sebagai salah satu bentuk
pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa secara
interdisipliner, institusional, dan kemitraan merupakan wujud dari Tri Dharma
Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian
kepada Masyarakat. Ketiga aspek dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut
dilaksanakan dengan proporsi yang seimbang, harmonis, dan terpadu dengan
harapan agar kelak para lulusan Perguruan Tinggi dapat menjadi manusia yang
berilmu pengetahuan yang memadai dalam bidang masing-masing, mampu melakukan
penelitian dan bersedia mengabdikan diri demi kemaslahatan umat manusia pada
umumnya dalam masyarakat Indonesia pada khususnya. Sasaran KKN adalah (1)
masyarakat umum, (2) sekolah, (3) lembaga/instansi dan (4) industri atau
kelompok tertentu.
KKN merupakan salah satu kegiatan
dalam pendidikan tinggi yang diselenggarakan berdasarkan UUD 1945. Pasal 31 UUD
45 menyatakan tiap tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran. Pasal 20 ayat
2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan: “Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat”. Pada Pasal 24 ayat 2
disebutkan: “Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri
lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah,
dan pengabdian masyarakat”. Pasal 2 ayat 1 butir b, Peraturan Pemerintah nomor
60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi menyebutkan bahwa tujuan Pendidikan
Tinggi adalah mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau kesenian serta mengupayakan pengunaannya untuk meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Kemudian Pasal 3 ayat
1 disebutkan pula bahwa: Perguruan Tinggi ádalah lembaga penyelenggara
pendidikan dan penelitian serta pengabdian kepada masyarakat.
Selanjutnya Pasal 3, ayat 4:
Pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan yang memanfaatkan ilmu
pengetahuan dalam upaya memberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat. Pasal 2
ayat 1, KEPMEN DIKNAS Nasional RI 232/U/2000, tentang tujuan dan arah pedidikan
tinggi menyebutkan bahwa: pendidikan akademik bertujuan menyiapkan peserta
didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dalam
menerapkan, mengembangkan dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan/atau kesenian serta menyebarluaskan dan mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional. Pasal 3 ayat 2 butir b menyatakan bahwa: progam sarjana
diarahkan pada hasil lulusan yang mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan
produktif dan pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai
dengan tata kehidupan bersama.
Berdasarkan dasar hukum itulah, mata
kuliah KKN disiapkan dalam rangka mengembangkan kompetensi mahasiswa melalui
pengalaman riil di masyarakat. Dengan pengalaman tersebut, mahasiswa diharapkan
mendapatkan kemampuan generative berupa kecakapan hidup seperti kemampuan berpikir
dan kemampuan bernalar secara analitik, berdasarkan sumber empirik dan
realistik, agar dapat merancang dan melaksanakan program, membantu mengatasi
permasalahan yang ada, bekerja sama dengan orang lain, mengatur diri sendiri dan
melatih keterampilan dalam bekerja. Dengan demikian mahasiswa mendapatkan
wawasan, pengalaman dan keterampilan dalam bermasyarakat sebagai nilai tambah
selama menimba ilmu di bangku kuliah.
B. Pemberdayaan Masyarakat
a. Pengertian pemberdayaan
Definisi pemberdayaan
dalam arti sempit, yang berkaitan dengan sistem
pengajaran antara lain dikemukakan oleh Merriam Webster dan Oxford English Dictionary
kata”empower”mengandung dua arti. Pengertian pertama
adalah to give power of authority dan pengertian kedua berarti to give ability to or enable. Dalam
pengertian pertama diartikan sebagai memberi
kekuasaan, mengalihkan kekuasaan, atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Sedangkan dalam pengertian
kedua, diartikan sebagai upaya untuk
memberikan kemampuan atau keberdayaan. Sedangkan proses pemberdayaan dalam konteks aktualisasi diri berkaitan dengan upaya
untuk meningkatkan kemampuan individu
dengan menggali segala potensi yang dimiliki
oleh individu tersebut baik menurut kemampuan keahlian (skill) ataupun pengetahuan (knowledge). Seorang
tokoh pendidikan Paulo Freire,
berpendapat bahwa pendidikan seharusnya dapat memberdayakan dan membebaskan para peserta didiknya,
karena dapat mendengarkan suara dari
peserta didik. Yang dimaksud suara adalah segala asprasi maupun segala potensi yang dimiliki oleh peserta
didik tersebut.
Pranaka
dan Moeljanto menjelaskan konsep pemberdayaan (empowerment)
dilihat dari perkembangan konsep dan pengertian yang disajikan dalam beberapa catatan kepustakaan dan penerapannya
dalam kehidupan masyrakat. Pemahaman
konsep dirasa penting, karena konsep ini mempunyai
akar historis dari perkembangan alam pikiran masyarakat dan kebudayaan barat. Perlu upaya
mengaktualisasikan konsep pemberdayaan tersebut
sesuai dengan alam pikiran dan kebudayaan Indonesia. Namun empowerment hanya akan mempunyai arti kalau
proses pemberdayaan menjadi bagian dan
fungsi dari kebudayaan, baliknya menjadi hal yang destruktif bagi proses aktualisasi dan koaktualisasi
aksestensi manusia.
Pada intinya
pemberdayaan adalah membantu klien untuk memperoleh
daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan terkait dengan diri mereka termasuk
mengurangi hambatan pribadi dan
sosial. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang dimiliki antara lain dengan transfer daya
dari lingkunganya. (Onny S. Prijono dan A.M.W
Pranaka, 1996: 2-8).
b.
Tujuan
Pemberdayaan
Tujuan yang ingin dicapai dari
pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri.
Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan
apa yang mereka lakukan tersebut. Kemandirian masyarakat adalah merupakan suatu
kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai oleh kemampuan untuk memikirkan,
memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan
masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan yang terdiri
atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, afektif, dengan mengerahkan
sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat tersebut.
Terjadinya keberdayaan pada empat aspek tersebut (afektif, kognitif, konatif
dan psikomotorik) akan dapat memberikan kontribusi pada terciptanya kemandirian
masyarakat yang dicita-citakan. Dalam masyarakat akan terjadi kecukupan
wawasan, yang dilengkapi dengan kecakapan keterampilan yang memadai, diperkuat
oleh rasa memerlukan pembangunan dan perilaku sadar akan kebutuhan tersebut.
(Ambar Teguh S, 2004:80-81)
c.
Tahap-tahap
Pemberdayaan
Menurut Sumodingningrat (2004:41)
pemberdayaan tidak bersifat selamanya, melainkan sampai target masyarakat mampu
untuk mandiri dan kemudian dilepas untuk mandiri, meski dari jauh dijaga agar
tidak jatuh lagi. Dilihat dari pendapat tersebut berarti pemberdayaan melalui suatu
masa proses belajar, hingga mencapai status, mandiri. Meskipun demikian dalam
rangka menjaga kemandirian tersebut tetap dilakukan pemeliharaan semangat,
kondisi dan kemampuan secara terus menerus supaya tidak mengalami kemunduran
lagi. Sebagaimana disampaikan di muka bahwa proses belajar dalam rangka
pemberdayaan akan berlangsung secara bertahap.
Tahap-tahap yang harus dilalui tersebut adalah meliputi:
1)
Tahap penyadaran dan
pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa
membutuhkan peningkatan kapasitas
diri.
2)
Tahap transformasi kemampuan
berupa wawasan pengetahuan, kecakapan keterampilan
agar terbuka wawasan dan
memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam pembangunan.
3)
Tahap peningkatan intelektual,
kecakapan keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan
kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian.
(Ambar Teguh S, 2004:82- 83)
d.
Sasaran pemberdayaan
Perlu dipikirkan siapa
yang sesungguhnya menjadi sasaran pemberdayaan.
Schumacher memiliki pandangan pemberdayaan sebagai suatu bagian dari masyarakat miskin dengan tidak harus
menghilangkan ketimpangan
struktural lebih dahulu. Masyarakat miskin sesungguhnya juga memiliki daya untuk membangun. Dengan
demikian memberikan “kail jauh lebih
tepat daripada memberikan ikan”. (Ambar
Teguh S, 2004:90)
e.
Pendekatan Pemberdayaan
Akibat dari pemahaman
hakikat pemberdayaan yang berbeda-beda, maka
lahirlah dua sudut pandang yang bersifat kontradiktif. Kedua sudut pandang tersebut memberikan implikasi
atas pendekatan yang berbeda pula di
dalam melakukan langkah pemberdayaan masyarakat. Pendekatan yang pertama memahami pemberdayaan sebagai suatu
sudut pandang konfliktual. Munculnya
cara pandang tersebut didasarkan pada perspektif konflik antara pihak yang memiliki daya atau
kekuatan di satu sisi, yang berhadapan dengan
pihak yang lemah di sisi lainya. Pendapat ini diwarnai oleh pemahaman bahwa kedua pihak yang
berhadapan tersebut sebagai suatu fenomena
kompetisi untuk mendapatkan daya, yaitu pihak yang kuat berhadapan dengan kelompok lemah. Penuturan yang lebih simpel
dapat disampaikan, bahwa proses
pemberian daya kepada kelompok lemah berakibat
pada berkurangnya daya kelompok lain. Sudut ini lebih dipandang popular dengan istilah zero-sum. Pandangan
kedua bertentangan dengan pandangan
pertama. Jika pada pihak yang berkuasa, maka sudut pandang kedua berpegang pada prinsip
sebaliknya. Maka terjadi proses pemberdayaan
dari yang berkuasa/berdaya kepada pihak yang lemah justru akan memperkuat daya pihak pertama. Dengan
demikian kekhawatiran yang terjadi
pada sudut pandang kedua. Pemberi daya akan memperoleh manfaat positif berupa peningkatan daya apabila
melakukan proses pemberdayaan terhadap
pihak yang lemah. Oleh karena itu keyakinan yang dimiliki oleh sudut pandang ini adanya penekanan aspek
generative. Sudut pandang demikian
ini popular dengan nama positive-sum (Ambar Teguh S, 2004:91)
f.
Pengertian Masyarakat
Menurut Wikipedia,
masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk
sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian interaksi adalah individu-individu yang berada
dalam kelompok tersebut. Sedangkan
menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, masyarakat adalah sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat
apabila memiliki pemikiran, perasaan,
serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan
tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka
berdasarkan kemaslahatan.
g.
Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Sumodiningrat (1996)
mengemukakan bahwa pemberdayaan masyarakat
merupakan suatu proses perubahan dari ketergantungan menuju pada kemandirian. Berbagai pandangan yang
berkembang dalam teori pembangunan,
baik di bidang ekonomi maupun administrasi, menempatkan masyarakat sebagai pusat perhatian dan sasaran sekaligus
pelaku utama pembangunan, atau
dengan kata lain masyarakat tidak hanya merupakan obyek tetapi sebagai subyek pembangunan. Pandangan ini
muncul sebagai tanggapan atas
terjadinya kesenjangan seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat. Adapun
pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut
dua kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak yang menaruh
kepedulian sebagai pihak yang
memberdayakan.
h.
Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Ada tiga strategi utama
pemberdayaan dalam praktek perubahan
sosial yaitu tradisional, direct action (aksi langsung) dan transformasi (Hanna dan Robinson, 1994 dalam Hikmat, 2006).
1. Strategi
tradisional menyarankan agar mengetahui dan memilih kepentingan terbaik secara
bebas dalam berbagai keadaan. Dengan kata lain semua pihak bebas menentukan
kepentingan bagi kehidupan mereka sendiri dan tidak ada pihak lain yang mengganggu
kebebasan setiap pihak.
2. Strategi
direct-action membutuhkan dominasi kepentingan yang dihormati oleh semua pihak
yang terlibat, dipandang dari sudut perubahan yang mungkin terjadi. Pada
strategi ini, ada pihak yang sangat berpengaruh dalam membuat keputusan.
3. Strategi
transformatif menunjukkan bahwa pendidikan massa dalam jangka panjang
dibutuhkan sebelum pengindentifikasian kepentingan diri sendiri.
BAB III
MATERI DAN METODE
A.
Sasaran
Salah satu dharma perguruan tinggi
negeri adalah pengabdian kepada masyarakat. Hal ini mengindikasikan bahwa salah
satu tugas perguruan tinggi adalah mengabdikan diri terhadap masyarakat
semaksimal mungkin. Program pengabdian terhadap masyarakat ini dilaksanakan
dengan menerapkan ilmu yang telah dipelajari di bangku perkuliahan serta
memanfaatkan berbagai penelitian ke dalam lingkungan masyarakat melalui
sosialisasi. Pengabdian pada masyarakat yang diterapkan melalui Kuliah Kerja
Nyata (KKN). Bentuk pengabdian yang dilakukan antara lain pendidikan dan
pelatihan kepada masyarakat, pelayanan kepada masyarakat, serta perbaikan
infrastruktur tempat pelaksanaan KKN. Dalam pelaksanaannya khalayak sasaran
kegiatan pengabdian kepada masyarakat (KKN), antara lain:
- Pelajar (Siswa-Siswi PAUD, SD, SMP,
SMA)
Dengan menunjuk pelajar sebagai
khayalak sasaran, kami bertujuan agar:
- Menimbulkan kesadaran
akan pentingnya pendidikan, serta membuka wawasan akan pengetahuan yang
lebih luas di luar lingkungan pendidikan mereka sehari-hari
- Memberikan pengetahuan
serta keterampilan dalam rangka menemukan minat serta bakat
- Memperluas wawasan
mereka dengan berbagi pengalaman, yang diharapkan dapat memotivasi mereka
untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik
- Menumbuhkan kreativitas
melalui berbagai pembelajaran keterampilan yang menyenangkan, serta
pembelajaran bahasa asing
- Menanamkan pentingnya sikap
tanggung jawab, ketekunan dan kedisiplinan dalam rangka menghasilkan
generasi muda yang lebih baik.
- Masyarakat Kampung Cipanas Girang
Sasaran kami lainnya adalah
masyarakat kampung Cipanas Girang, Desa Pasauran. Melalui beberapa program
kerja, kami mengharapkan masyarakat mampu bekerja sama untuk mengolah potensi
daerah yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik. Oleh
karena itu, kami berharap melalui program-program ini, masyarakat, khususnya
ibu-ibu warga kampung Cipanas Girang dapat mengisi waktu senggang mereka untuk
melakukan aktivitas kebugaran serta menjalankan ekonomi kreatif.
Selain itu, melalui perbaikan
administrasi desa, kami juga berharap agar kedepannya pendataan kependudukan
menjadi lebih baik dan terinci. Perbaikan infrastruktur berupa penunjuk jalan
juga diharapkan dapat menjadi awalan atau acuan untuk perbaikan infrastruktur
lainnya di masa yang akan datang agar potensi daerah sebagai daerah wisata
dapat lebih maju lagi.
B.
Metode
Penerapan
Metode penerapan pelaksanaan kegiatan KKN
di Kampung Cipanas Girang ini dilakukan melalui beberapa karakteristik, antara
lain:
- Gagasan Bersama
(Co-Creation) Pelaksanaan KKN ini didasarkan pada suatu tema dan program
yang merupakan gagasan bersama antara pihak universitas (Dosen
Pembimbing, Mahasiswa, Pusat Studi) dengan pihak pemerintah daerah
(Lingkungan, Desa atau Kecamatan), mitra kerja dan masyarakat setempat.
- Dana Bersama
(Co-financing/Co-funding) KKN dilaksanakan dengan pendanaan bersama
antara mahasiswa pelaksana, universitas dengan pihak pemerintah daerah,
mitra kerja.
- Keleluasaan
(Flexibility) KKN dilaksanakan berdasarkan pada suatu tema dan program
yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan pemerintah daerah, mitra kerja
dan masyarakat dalam proses pembangunan di daerah. Mahasiswa dapat
memilih tema dan waktu pelaksanaan KKN.
- Berkesinambungan
(Sustainability) KKN dilaksanakan secara berkesinambungan berdasarkan
suatu tema dan program yang sesuai dengan tempat dan target tertentu.
- Berbasis riset (Research
based Community Services) KKN dilaksanakan sedapat mungkin melalui riset
di daerah atau tempat pelaksanaan KKN agar dapat menghasilkan
program-program kerja yang dapat diterapkan di daerah tersebut.
- Pelaksanaan
Kegiatan
Pelaksanaan
Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Jakarta yang diselenggarakan di Desa
Pasauran , Kampung Cipanas Girang, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang,
Banten. Pada tanggal 27 Julii – 26 Agustus 2015 telah berhasil melaksanakan
beberapa program, yaitu:
No
|
Nama
Program
|
Tanggal
Pelaksanaan
|
Hasil
Pelaksanaan
|
1.
|
Pemeliharaan Musholla (Adzan dan
Bersih-bersih)
|
29 Juli – 24 Agustus
|
Sukses
|
2.
|
Keterampilan Masyarakat
|
29 Juli – 24 Agustus
|
Sukses
|
3.
|
BBM (Bemain Belajar M enyenangkan)
|
3 Agustus – 16 Agustus
|
Sukses
|
4.
|
Kegiatan Belajar dan Mengajar di Sekolah
|
3 Agustus – 19 Agustus
|
Sukses
|
5.
|
Pemberdayaan Perpustakaan
|
4 Agustus – 24 Agustus
|
Sukses
|
6.
|
Olahraga Sore
|
5 Agustus – 14 Agustus
|
Sukses
|
7.
|
Kegiatan Belajar Menari Saman
|
5 Agustus – 24 Agustus
|
Sukses
|
8.
|
Sosialisasi Kampus UNJ
|
8 Agustus
|
Sukses
|
9.
|
Modifikasi SD Cipanas
|
12 Agustus
|
Sukses
|
10.
|
Lomba Tujuh Belasan SD Cipanas
|
12 Agustus
|
Sukses
|
11.
|
Saung Bacaan
|
16 Agustus – 25 Agustus
|
Sukses
|
12.
|
Pelatihan Kaligrafi, Hafidz, dan Muadzin
|
17 Agustus – 22 Agustus
|
Sukses
|
13.
|
Lomba Tujuh Belasan Desa Pasauran
|
17 Agustus – 23 Agustus
|
Sukses
|
14.
|
Demonstrasi Kit Matematika
|
20 Agustus
|
Sukses
|
15.
|
Tutorial Hijab, hair do dan make up
|
21 Agustus
|
Sukses
|
16.
|
Perpisahan SDN Cipanas
|
22 Agustus
|
Sukses
|
17.
|
Sosialisasi Peluang Bisnis Jahe Merah
|
24 Agustus
|
Sukses
|
18.
|
Perpisahan Kampung dan Desa
|
25 Agustus
|
Sukses
|
D.
Evaluasi
Kegiatan
1. Pemeliharaan
musholla kami memulainya pada hari pertama yaitu dengan membersihkan lantai
yaitu menyapu dan mengepel serta membersihkan karpet yang ada di musholla.
Setelah itu dilanjutkan dengan membenahi bagian-bagian musholla yang sudah
tidak rapi, kami membenahi tembok musholla yang sudah rusak dengan cara kami
tambahi semen pada setiap tembok yang rusak itu. Lalu kami secara rutin tiap
minggu membersihkan musholla dengan menyapu dan mengepel juga mengibasi karpet
di dalam musholla. Kami juga memulai dengan melakukan adzan pada saat subuh
maupun maghrib di musholla dekat tempat kami tinggal.
2. Pada
hari pertama juga kami memulai dengan keterampian masyarakat yaitu dengan
mengajari anak-anak membuat gelang dari tali kur, lalu kegiatan keterampilan
masyarakat yang kami lakukan setelah itu juga ada seperti mengajari ibu-ibu
warga cipanas girang membuat tempat tisu dengan menggunakan bahan kardus dan
dijahit tali rafia. Keterampilan itu kami lakukan pertama kali di rumah ibu RT
dan kami mendemokan cara membuat kotak tisu di hari dan minggu berikutnya pula.
3. Kegiatan
kami setelah itu kami sebut dengan Bermain Belajar Menyenangkan (BBM) yang
biasanya kami lakukan pada sore hari di teras depan rumah. Kami belajar dengan
anak-anak warga cipanas girang dengan jadwal tiap hari yang sudah kami atur
berbeda pada setiap harinya dengan bergiliran mengajari anak-anak tersebut.
4. Kami
juga mengajar di semua jenjang pendidikan, yaitu PAUD Baiturrahman, SD Negeri
Cipanas, SMP Negeri 3 Cinangka, dan SMA Plus Baiturrahman. Sebelum memulai
mengajar di sekolah – sekolah tersebut, kami mengadakan tinjauan mengenai
kondisi lingkungan sekolah. Setelah itu, kami melanjutkan dengan memberikan
surat ijin KKN untuk mengajar di sekolah tersebut. Kami memberikannya ke kepala
sekolah. Untuk pembagian pengajar, kami melakukan sistem rolling pengajar,
yaitu dengan bergiliran mengajar dari SD sampai SMA kami mengajar selama tiga
minggu dengan mengisi kelas yang kosong. Pada minggu kedua fokus pengajaran
kami ada pada sekolah SD dan SMP, minggu ketiga kami fokuskan untuk mengajar di
PAUD dan SMA dan minggu keempat kami fokuskan kembali mengajar di SD dan SMP.
5. Setelah
itu pemberdayaan perpustakaan yang kami lakukan di SMPN 3 Cinangka. Kami
lakukan dengan membersihkan perpustakaan itu lalu kami membuat list buku dan
merapikan buku-buku yang sebelumnya belum berada di loker buku ke dalam loker
buku perpustakaan di sana. Kami juga memasang empat buah peta yang sebelumnya
belum pernah dipakai di dalam perpustakaan dengan menempelkan di tembok
perpustakaan.
6. Sehabis
mengajar kami juga melakukan kegiatan olahraga sore, biasanya kami mengajak
anak-anak untuk berkeliling kampung dengan lari-lari kecil dan bermain sepak
bola bersama-sama. Kegiatan olahraga ini sangat disukai anak-anak karena mereka
biasanya tidak pernah melakukan olahraga sore sebelumnya.
7. Kegiatan
mengajari tari saman kami lakukan untuk pentas yang akan dilaksanakan di desa
pada saat perpisahan nanti. Kurang lebih selama tiga minggu kami mengajarkan
tari saman tersebut kepada anak-anak yang sebelumnya anak-anak belum bisa
menari tari saman dan anak-anak juga sangat tertarik ketika kami mengajari
mereka tari saman ini.
8. Pada
tanggal 8 Agustus kami melakukan kegiatan Sosialisasai Kampus Universitas
Negeri Jakarta di sekolah SMPN 3 Cinangka dengan sasaran terutama anak-anak SMA
Plus Baiturrahman yang memang memunyai kesempatan untuk melanjutkan jenjang
pendidikan ke tingkat universitas, namun kami juga melakukan sosialisasi itu
kepada siswa-siswi SMP itu sendiri dengan membuka wawasan kepada merka bahwa
melanjutkan pendidikan yang setinggi-tingginya agar mereka juga dapat
meningkatkan taraf hidup mereka ketika mereka dewasa nanti.
9. Hingga
pada saat lomba tujuh belasan tiba kami memodifikasi SDN Cipanas dengan
memasang bendera merah putih untuk memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia
dengan mengadakan lomba-lomba di SDN Cipanas itu sendiri.
10. Lomba
yang kami adakan di SDN Cipanas diantaranya yaitu lomba makan kerupuk, balap
kelereng, memasukkan paku ke dalam botol, balap karung, lomba hafidz quran, adzan,
dan kaligrafi. Anak-anak sangat antusias mengikuti lomba yang kami adakan di
sekolah mereka pada hari itu.
11. Salah
satu program kami adalah saung baca. Saung Baca kami dirikan untuk meningkatkan
minat baca warga sekitar kampung Cipanas Girang. Saung baca itu kami dirikan
sangat berdekatan dengan sekolah-sekolah yang ada di kampung Cipanas tepatnya
di depan PAUD Baiturrahman yang juga berdekatan dengan SDN Cipanas, SMPN 3
Cinangka dan bersebelahan dengan SMA Plus Baiturrahman.
12. Setelah
melakukan lomba tujuh belasan dan sudah ditentukan pemenang lomba terutama
lomba hafidz quran, kaligrafi dan adzan. Kamipun melakukan tindakan lebih
lanjut untuk melatih anak- anak tersebut agar mereka lebih bagus ketika
mengikuti lomba tujuh belasan pada minggu keempat di kantor desa Pasauran.
13. Lomba
tujuh belasan yang dilakukan di kantor desa Pasauran dilakukan di minggu
keempat dengan menggabungkan peserta lomba dari tiga kelompok, yaitu kelompok 1
(Pasauran), kelompok 2 (Bojong), dan kelompok tiga (Cipanas Girang) dengan
mengirimkan perwakilan untuk mengikuti lomba.
14. Demonstrasi
kit yang kami adakan di SDN Cipanas diadakan karena kami melihat media tersebut
hanya terpajang di atas lemari perpustakaan. Maka dari itu kami berinisiatif
melakukan demonstrasi kit tersebut kepada siswa agar media tersebut terpakai
sehingga tidak mubazir dan agar siswa mengetahui bagaimana mengoperasikan media
tersebut.
15. Kegiatan
ini kami lakukan selepas melakukan dokumentasi foto bersama siswa dan guru di
setiap sekolah. Tutorial hijab ini kami lakukan di salah satu rumah guru SDN
Cipanas yaitu Ibu Nining, kami mengundang pada remaja dan ibu-ibu sebagai model
peragaan tutorial hijab.
16. Perpisahan
di SDN Cipanas yang kami adakan berbarengan dengan adanya rapat orang tua wali
murid. Kegiatan berlangsung gembira dan juga mengharukan, acara perpisahan kami
di antaranya adalah sebagai berikut pemberian hadiah kepada pemenang lomba
tujuh belasan, penampilan fashion show dari siswa-siswa kelas enam, kegiatan
menyanyikan lagu. Puncak mengharukan adalah saat di mana kami harus berpisah
dengan siswa-siswi SDN Cipanas, hampir semua di antara mereka mengeluarkan air
mata karena melihat perpisahan yang kami lakukan pada hari itu. Guru-guru pun
menangis terharu melihat siwa-siswinya menangis karena kepulangan kami kembali
ke Jakarta dan meninggalkan kampung Cipanas.
17. Sosialisasi
peluang bisnis jahe merah yang kami canangkan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi masyarakat kampung Cipanas kami lakukan di balai Desa tepatnya di
kantor Kelurahan. Target kami adalah warga kampung Cipanas, kami melakukan
sosialisasi dengan menggunakan presentasi dalam bentuk power point lalu kami
jelaskan bagaimana peluang tersebut jika dilakukan di kampung Cipanas. Terlebih
lagi ada salah satu warga Cipanas yang memang sudah menanam jahe merah di
pekarangan belakang rumahnya dan menurutnya kentungan yang dapat diambil cukup
lumayan untuk meningkatkan perkonomian keluarganya, untuk itu kami mencoba
melakukan sosialisasi bisnis jahe merah ke masyarakat desa.
18. Perpisahan
kampung selama acara berlangsung dan sebelum acara berlangsung kami menemukan
beberapa hambatan seperti kepala sekolah yang tidak jadi menghadiri acara
tersebut karena ada kepentingan lain yang harus di hadiri oleh beliau dan jam
acara yang rancu seperti, kami sudah merencakan pagi – pagi ternyata kami harus
menggantinya menjadi siang hari karena pak Kepala Sekolah tetap menginginkan
untuk hadir di acara perpisahan kampung. Namun karena pada siang hari Pak
Kelapa Sekolah memiliki jadwal, kami akhirnya mengganti menjadi pada pukul
10.00. kemudian jam pu menjadi bergeser menjadi pukul 13.30 karena pada hari
itu listrik padam dan baru bisa menyala pada pukul 16.00. 37 walaupun banyak
hambatan yang dihadapi, kami tetap melaksanakan acara tersebut dengan meriah.
Hanya saja ada beberapa acara yang tidak bisa dilakukan seperti pemutaran video
KKN kami. 14. Perpisahan desa Selama perpisahan desa, kami hanya mengalami
hambatan, yaitu kami tidak mendapatkan projector dan white sreen. Saat itu
projector yang kami pinjam sedang rusak. Untuk tetap menampilkan dokumentasi
kelompok kami, kami menggunakan dua laptop untuk menampilakan video tersebut.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
- Hasil
Kegaiatan
Selama
masa perencanaan program KKN, tidak banyak kegiatan yang kami persiapkan untuk
dilaksakan di desa Cipanas Girang, Pasauran, Banten. Hal ini dikarenakan
kurangnya pengetahuan kami mengenai kondisi, budaya serta kebutuhan di Desa
Cipanas Girang. Kami hanya merencanakan sedikit kegiatan sebelum keberangkatan
KKN dan sisanya kami sesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan desa disaat kami
telah tiba di lokasi KKN. Program yang kami rencanakan serta laksanakan dalam
kegiatan KKN telah melalui proses observasi kebutuhan dan disesuaikan dengan
kemampuan mahasiswa dalam melaksanakannya. Adapun kegiatan yang telah kami
laksanakan adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan Pemeliharaan Mushola ini kami
pilih sebagai salah satu proker kami berdasarkan pertimbangan kelompok akan
pemberdayaan mushola di sebelah home stay kami yang kurang berjalan sempurna.
Pemeliharaan mushola yang kami lakukan selama kegiatan KKN meliputi pembersihan
mushola minimal 1 minggu sekali, perbaikan tembok mushola yang sudah mulai
rusak, pengadaan pengajian Yasin di malam Jumat, pengumandangan adzan setiap
waktu sholat, dan penyediaan ember untuk mengalirkan air saat berwudhu.
Saat melakukan program pemberdayaan mushola
tidak banyak kendala yang kami alami. Kegiatan membersihkan mushola berjalan
dengan lancar. Pembersihan mushola dilakukan mulai dari menyapu dan mengepel
lantai, membersihkan dari debu dan menjemur karpet mushola, serta mengelap kaca
dan debu di mimbar.
Kegiatan memperbaiki tembok mushola yang
rusak dilakukan dengan cara memberikan lapisan semen dan pasir pada bagian
tembok yang coak dan melapisinya dengan lapisan semen pada bagian luar.
Kegiatan ini berjalan dengan baik. Hanya saja kami belum melapisi bagian luar
dengan menggunakan cat dikarenakan keterbatasan dana yang dimiliki untuk
menjalankan program.
Kegiatan pengadaan pengajian Yaasiin saat
malam jumat dilakukan dengan tujuan meramaikan mushola serta memberikan
kegiatan positif bagi pemuda sekitar mushola. Selain itu kegiatan ini juga
mampu mempererat hubungan masyarakat sekitar mushola. Kegiatan ini berjalan
dengan rutin setiap minggunya, hanya saja belum memiliki guru tetap sebagai
pemimpin pengajian. Pelaksanaan pengajian juga belum mencapai hasil maksimal
karena kegiatan pengajian yang hanya berfokus pada pembacaan surat yaasiin,
dzikir, dan tahlil. Sedangkan untuk ceramah ataupun siraman rohani, belum ada
masyarakat yang mau melakukannya.
Kegiatan yang terakhir adalah kegiatan
pemberian ember untuk mengalirkan air saat mengambil wudhu. Mushola yang kami
berdayakan memiliki kolam air yang sangat besar. Karena kolamnya yang sangat
besar airnya dapat digunakan untuk berwudhu, mandi, mencuci maupun beberapa
kegiatan lainnya. Cara mengambil wudhu dimushola dilakukan dengan cara
mencidukkan gayung kedalam kolam dan membasuhkan airnya ke anggota tubuh. Untuk
mempermudah kegiatan mengambil wudhu masyarakat yang ingin sholat berjamaah di
mushola kami berinisiatif untuk memberikan ember yang sudah dilubangi.
2. Pada hari pertama juga kami memulai dengan
keterampilan masyarakat yaitu dengan mengajari anak-anak membuat gelang dari
tali kur, dalam kegiatan ini anak-anak diajarkan membuat gelang dengan kreatif
diiringin dengan bimbingan dari kami mereka mengikuti arahan yang di berikan
kami. Kegiatan ini dilakukan di teras rumah halam home stay kami. lalu kegiatan
keterampilan masyarakat yang kami lakukan setelah itu juga ada seperti
mengajari ibu-ibu warga cipanas girang membuat tempat tisu dengan menggunakan
bahan kardus dan dijahit tali rafia. Dengan memanfaatkan barang bekas disekitar
lingkungan yang tidak di gunakan seperti kardus. Keterampilan itu kami lakukan
pertama kali di rumah ibu RT dan kami mendemokan cara membuat kotak tisu di
hari dan minggu berikutnya pula. Dalam hal ini banyak faktor yang mendukung
kegiatan kami ini agar dapat berjalan dengan baik, mulai dari kesiapan mental
ibu-ibunya juga dari anak-anak remaja sekitar terutama yang perempuan yang
ingin juga untuk dapat membuat tempat tisu menggunakan kardus barang yang sudah
tidak dipergunakaan lagi.
3. Kegiatan kami setelah itu kami sebut dengan
Bermain Belajar Menyenangkan (BBM) yang biasanya kami lakukan pada sore hari di
teras depan rumah. Kegiatan yang kami selenggarakan di desa Cipanas girang ini
merupakan bermain belajar menyenangkan yang merupakan kegiatan belajar sambil
bermain ini. Bermain Belajar Menyenangkan ini kami lakukan dengan cara mengajak
anak-anak di sekitar rumah untuk belajar bersama atau untuk menanyakan tugas PR
mereka yang diberikan oleh guru tetapi mereka tidak mengetahui cara
mengerjakannya. Selain itu kami juga bermain sambil belajar untuk memberikan
inspirasi terhadap anak-anak di sini untuk lebih giat dan senang terhadap
belajar. Kami belajar dengan anak-anak warga cipanas girang dengan jadwal tiap
hari yang sudah kami atur berbeda pada setiap harinya dengan bergiliran
mengajari anak-anak tersebut. Contohnya setiap hari senin kami mengajarkan
kegiatan olahraga, pada hari selasa kami mengajarkan les matematika, lalu pada
hari rabu kami mengajarkan les keterampilan, hari kamisnya kami mengajarkan les
berbahasa inggris.
4. Kami juga mengajar di semua jenjang
pendidikan, yaitu PAUD Baiturrahman, SD Negeri Cipanas, SMP Negeri 3 Cinangka,
dan SMA Plus Baiturrahman. Sebelum memulai mengajar di sekolah – sekolah
tersebut, kami mengadakan tinjauan mengenai kondisi lingkungan sekolah. Setelah
itu, kami melanjutkan dengan memberikan surat ijin KKN untuk mengajar di
sekolah tersebut. Kami memberikannya ke kepala sekolah. Untuk pembagian
pengajar, kami melakukan sistem rolling pengajar, yaitu dengan bergiliran
mengajar dari SD sampai SMA kami mengajar selama tiga minggu dengan mengisi
kelas yang kosong. Pada minggu kedua fokus pengajaran kami ada pada sekolah SD
dan SMP, minggu ketiga kami fokuskan untuk mengajar di PAUD dan SMA dan minggu
keempat kami fokuskan kembali mengajar di SD dan SMP. Dalam kegiatan mengajar
di sekolah ada beberapa faktor yang menjadi hambatan bagi kami saat mengajar
terutama saat mengajar di sekolah dasar kelas 6. Dimana yang seharusnya siswa
kelas 6 sudah dapat membaca dan menulis dengan benar dan baik namun ini malah
sebaliknya, hal ini merupakan faktor yang mengambat kami dalam proses mengajar
di sekolah dasar.
5. Setelah itu pemberdayaan perpustakaan yang
kami lakukan di SMPN 3 Cinangka. Kami lakukan dengan membersihkan perpustakaan yang
sudah sebulan tidak dibersihkan. Saat membersihkan kami mendapat hambatan yaitu
kurangnya air untuk mengepel perpustakaan sehingga kami tidak bisa mengganti
air pel yang seharusnya sudah diganti karena sudah sangat kotor dengan air yang
bersih. Lalu kami membuat list buku dan merapikan buku-buku yang sebelumnya
belum berada di loker buku ke dalam loker buku perpustakaan di sana. Kami juga
memasang empat buah peta yang sebelumnya belum pernah dipakai di dalam
perpustakaan dengan menempelkan di tembok perpustakaan sehingga tembok
perpustakaan tidak kosong.
6. Sehabis mengajar kami juga melakukan
kegiatan olahraga sore, kegiatan ini biasanya kami mengajak anak-anak untuk
berkeliling kampung dengan lari-lari kecil dan bermain sepak bola bersama-sama.
Faktor yang paling mendukung dalam kegiatan olahraga sore ini adalah anak-anak
siap dalam berolahraga selain itu kegiatan olahraga ini sangat disukai
anak-anak karena mereka biasanya tidak pernah melakukan olahraga sore
sebelumnya. Kegiatan ini biasa dilakukan pada pukul 16.00 wib sampai pukul
17.00 wib dengan berlari-lari kecil dari home stay kami sampai ke lapangan voly
yang berada di kampung kadu dana kemudian balik lagi menuju home stay.
7. Kegiatan mengajari tari saman kami lakukan
untuk pentas yang akan dilaksanakan di desa pada saat perpisahan nanti. Kurang
lebih selama tiga minggu kami mengajarkan tari saman tersebut kepada anak-anak
yang sebelumnya anak-anak belum bisa menari tari saman dan anak-anak juga
sangat tertarik ketika kami mengajari mereka tari saman ini. Kegiatan ini
biasanya dilakukan di depan teras home stay kami dan dilakukan mulai pukul
15.30 wib sampai pukul 17.00 wib. Sebelum mendapatkan angota untuk penari saman
kami mengajak anak-anak mulai dari yang masih duduk di bangku sekolah dasar sampai
anak yang sudah duduk di bangku sekolah menengah pertama untuk mengikuti tarian
ini. Selain itu sebelumnya kami juga mencontohkan gerakan tarian tersebut agar
menarik untuk mereka ikuti di sini. Dalam kegiatan ini hampir semua faktor
mendukung mulai dari anak-anak sampai orang di sekitar kami.
8. Pada tanggal 8 Agustus 2015 kami melakukan
kegiatan Sosialisasai Kampus Universitas Negeri Jakarta di sekolah SMPN 3
Cinangka dengan sasaran terutama anak-anak SMA Plus Baiturrahman yang memang
mempunyai kesempatan untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat
universitas. Namun kami juga melakukan sosialisasi itu kepada siswa-siswi SMP
itu sendiri dengan membuka wawasan kepada mereka bahwa melanjutkan pendidikan
yang setinggi-tingginya agar mereka juga dapat meningkatkan taraf hidup mereka
ketika mereka dewasa nanti. Dalam kegiatan ini kami banyak menyampaikan
berbagai manfaat bagi adik-adik khususnya yang ingin melanjutkannya ke jenjang
yang lebih. Disini kami saling bertukar fikiran saling bertanya jawab satu sama
lain mengenai jenjang kuliah di Universitas Negeri Jakarta dan berbagai
beasiswa yang dapat mereka raih saat jenjang perguruan tinggi, sehingga
kegiatan sosialisasi di SMPN 3 Cinangka ini berjalan dengan baik.
9. Hingga pada saat lomba tujuh belasan tiba
kami memodifikasi SDN Cipanas dengan memasang bendera merah putih untuk
memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia. Beberapa hari sebelum kegiatan acara
kemerdekaan Indonesia diselenggarakan, kami memeriahkan sekolah dasar dengan
memasang bendera merah putih di sekitar lingkungan sekolah dengan menggunakan
bendera plastik dan juga bendera yang dipasang dengan menggunakan bambu
runcing. Selain itu kami juga mempersiapkan sarana untuk mengadakan lomba-lomba
seperti memasang garis pada lapangan menggunakan tali rafia dengan ukuran yang sudah
kami tentukan.
10. Lomba yang kami adakan di SDN Cipanas
diantaranya yaitu lomba makan kerupuk, balap kelereng, memasukkan paku ke dalam
botol, balap karung, lomba hafidz quran, adzan dan kaligrafi. Anak-anak sangat
antusias mengikuti lomba yang kami adakan di sekolah mereka pada hari itu.
11. Salah satu program kami adalah saung baca.
Saung Baca kami dirikan untuk meningkatkan minat baca warga sekitar kampung
Cipanas Girang. Saung baca itu kami dirikan sangat berdekatan dengan
sekolah-sekolah yang ada di kampung Cipanas tepatnya di depan PAUD Baiturrahman
yang juga berdekatan dengan SDN Cipanas, SMPN 3 Cinangka dan bersebelahan
dengan SMA Plus Baiturrahman.
12. Setelah melakukan lomba tujuh belasan dan
sudah ditentukan pemenang lomba terutama lomba hafidz quran, kaligrafi dan
adzan. Kamipun melakukan tindakan lebih lanjut untuk melatih anak- anak
tersebut agar mereka lebih bagus ketika mengikuti lomba tujuh belasan pada
minggu keempat di kantor desa Pasauran.
13. Lomba tujuh belasan yang dilakukan di
kantor desa Pasauran dilakukan di minggu keempat dengan menggabungkan peserta
lomba dari tiga kelompok, yaitu kelompok 1 (Pasauran), kelompok 2 (Bojong), dan
kelompok tiga (Cipanas Girang) dengan mengirimkan perwakilan untuk mengikuti
lomba.
14. Demonstrasi kit yang kami adakan di SDN
Cipanas diadakan karena kami melihat media tersebut hanya terpajang di atas
lemari perpustakaan. Maka dari itu kami berinisiatif melakukan demonstrasi kit
tersebut kepada siswa agar media tersebut terpakai sehingga tidak mubazir dan
agar siswa mengetahui bagaimana mengoperasikan media tersebut.
15. Kegiatan ini kami lakukan selepas melakukan
dokumentasi foto bersama siswa dan guru di setiap sekolah. Tutorial hijab ini
kami lakukan di salah satu rumah guru SDN Cipanas yaitu Ibu Nining, kami
mengundang para remaja dan ibu-ibu sebagai model peragaan tutorial hijab.
16. Perpisahan di SDN Cipanas yang kami adakan
berbarengan dengan adanya rapat orang tua wali murid. Kegiatan berlangsung
gembira dan juga mengharukan, acara perpisahan kami di antaranya adalah sebagai
berikut pemberian hadiah kepada pemenang lomba tujuh belasan, penampilan
fashion show dari siswa-siswi kelas lima dan kelas enam dan menyanyikan
beberapa lagu dari siswa-siswi kelas enam. Puncak mengharukan adalah disaat kami
harus berpisah dengan siswa-siswi SDN Cipanas, hampir semua di antara mereka
mengeluarkan air mata karena melihat perpisahan yang kami lakukan pada hari
itu. Guru-guru pun menangis terharu melihat siwa-siswinya menangis karena
kepulangan kami kembali ke Jakarta dan meninggalkan kampung Cipanas.
17. Sosialisasi peluang bisnis jahe merah yang
kami canangkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat kampung
Cipanas kami lakukan di balai Desa tepatnya di kantor Kelurahan. Target kami
adalah warga kampung Cipanas, kami melakukan sosialisasi dengan menggunakan
presentasi dalam bentuk power point lalu kami jelaskan bagaimana peluang
tersebut jika dilakukan di kampung Cipanas. Terlebih lagi ada salah satu warga
Cipanas yang memang sudah menanam jahe merah di pekarangan belakang rumahnya dan
menurutnya kentungan yang dapat diambil cukup lumayan menjanjikan untuk
meningkatkan perkonomian keluarganya, untuk itu kami mencoba melakukan
sosialisasi bisnis jahe merah ke masyarakat desa.
- Pembahasan
1.
Faktor
Pendukung dan Penghambat
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa
Pasauran Alhamdulillah dapat dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut tidak
terlepas dari faktor pendukung dan faktor penghambat yang ada. Berikut ini akan
dijelaskan dengan lebih terperinci:
a. Faktor
Pendukung
Beberapa faktor pendukung pelaksanaan
program kami, yaitu:
-
Kami mendapatkan respon yang baik dari
Kepala Desa Pasauran selaku pemimpin di sana dan juga dengan warganya.
-
Kami juga mendapatkan masukan-masukan dari beberapa warga perihal kegiatan apa
yang akan kami lakukan selama satu bulan penuh kami mengabdi.
-
Adanya antusiasme dari anak-anak SD, SMP maupun SMA terhadap keberadaan kami di
kampung mereka dan itu juga sangat mempengaruhi kelancaran kegiatan yang kami
adakan di Desa.
-
Dengan adanya kesiapan dan kematangan program yang kami lakukan juga menjadi
salah satu faktor pendukung kami dalam melaksanakan KKN ini.
-
Fasilitas di homestay yang cukup memadai.
b.
Faktor Penghambat
Dalam melakukan kegiatan selain
mendapatkan faktor pendukung, kamipun mempunyai hambatan selama satu bulan kami
mengabdi kepada masyarakat Desa Pasauran.
- Harapan
yang besar dari masyarakat Pasauran terhadap kami yang tidak dapat kami penuhi
semua.
- Dana
yang kami miliki tidak mencukupi dalam menjalankan program kerja kami, sehingga
kami harus menambahkan sedikit dari yang kami punya.
2.
Tindak
lanjut / Kelanjutan Program
Berdasarkan program-program kegiatan yang
kami laksanakan selama Kuliah Kerja Nyata (KKN), ada beberapa program yang dapat
ditindaklanjuti seperti saung baca yang telah kami bangun di kampung Cipanas. Dengan
cara menjaga dengan baik buku yang sudah kami berikan untuk di saung baca
tersebut dan bisa juga dengan menyumbangkan buku yang sudah tidak dipakai di
saung baca. Demonstrasi kit juga dapat ditindaklanjuti agar siswa-siswi tidak
bosan hanya belajar di ruang kelas. Begitu juga dengan sosialisasi jahe merah
yang kami lakukan yang mendapatkan respon sangat baik dengan antusiasme dari
warga dan beberapa petani, lebih lagi Pak Kepala Desa juga ingin memfasilitasi
lahan jika memang ada warga yang ingin menanam jahe merah dan tidak mempunyai
lahan di pekarangan rumah mereka. Keterampilan masyarakat yang sudah kami
ajarkan dan sosialisasikan kepada anak-anak maupun ibu-ibu warga Cipanas dapat
pula ditindaklanjuti karena yang kami ajarkan juga memanfaatkan dari
bahan-bahan bekas yang pada akhirnya dapat menjadi benda yang berguna dan dapat
menghasilkan uang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Kesimpulan yang kami dapatkan dalam kegiatan
KKN ini adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Jakarta tahun 2015 di desa
Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang-Banten mendapat sambutan,
tanggapan dan perhatian yang cukup baik dari warga sekitar dan pejabat desa
setempat.
b. Secara
keseluruhan, kegiatan KKN Universitas Negeri Jakarta berlangsung dengan baik.
Program-program yang direncanakan dapat terealisasi dengan optimal walaupun
mendapatkan sedikit kendala.
c. Bekal
yang kami berikan pada masyarakat pada dasarnya, kami memberikan dukungan dan
pengetahuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraannya, serta adanya dampak
positif atas kehadiran kita baik dampak secara langsung maupun tidak langsung.
Maka kita sebagai mahasiswa harus menjadi motivator dan panutan yang baik bagi
warga kampung Cipanas girang, desa Pasauran.
d. KKN
yang kami lakukan di Desa Pasauran ini dengan tujuan membawa kenangan-kenangan
positif dari kegiatan-kegiatan yang positif pula yang kami lakukan selama satu
bulan kami mengabdi kepada masyarakat Desa Pasauran.
e. Dari
pengabdian yang kami lakukan kami dapat menyimpulkan bahwa masyarakat di
antaranya dapat menyimpulkan dari kegiatan dan perlakuan kami selama kami
tinggal di daerah mereka dan oleh sebab itu masyarakat Desa bisa dibilang
melihat kegiatan kami sebagai cermin dari perlakuan mereka selanjutnya.
f. Tentunya
kegiatan KKN yang diadakan oleh Universitas Negeri Jakarta mempunyai tujuan di
antaranya menjalin erat hubungan antara lembaga perguruan tinggi sebagai sumber
ilmu pengetahuan dengan masyarakat dan pemerintah setempat semakin baik,
sehingga penanganan di berbagai bidang pembangunan akan terintegrasi.
C.
Saran
Jika KKN Universitas Negeri Jakarta ingin
diadakan di lain kesempatan, bantuan dana yang diberikan baik dari pihak pemeritahan
ataupun universitas lebih ditingkatkan lagi, karena 50% dana akan digunakan
untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada di masyarakat tersebut. Selain
itu, perlu adanya tindak lanjut dari kegiatan-kegiatan kami sehingga masyarakat
dapat mengembangkan hasil dari program KKN kami. Selain itu sebelum para
peserta KKN Universitas Negeri Jakarta dikirim ke daerah-daerah pengabdian
hendaknya diberikan berbagai pembekalan dan persiapan yang menunjang agar mampu
mempersiapkan berbagai programnya dengan baik, sehingga hasil dalam
program-program kerja yang kami lakukan tercapai dengan sangat baik dan tidak
ada kendala.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemberdayaan_masyarakat
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
http://2frameit.blogspot.com/2011/10/landasanteoripemberdayaanmasyarakat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar